Baghdad, MINA – Para pengunjuk rasa warga Irak menyerbu kompleks Kedutaan Besar Bahrain di Baghdad pada Kamis malam (27/6), menurunkan bendera dari atas gedung dan menggantinya dengan spanduk Palestina.
Tindakan demonstran itu sebagai protes terhadap konferensi ekonomi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di Manama yang katanya untuk mendorong rencana perdamaian Israel-Palestina versi Washington.
Kementerian Luar Negeri Bahrain mengutuk serangan itu dan mengatakan, Kerajaan menarik duta besarnya, Salah Ali Al-Maliki, demikian Times of Israel melaporkan.
Kementerian mengatakan bahwa otoritas Irak memiliki tanggung jawab untuk melindungi kedutaan di Baghdad.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Serangan terhadap kedutaan dapat mempengaruhi hubungan antara Irak dan negara-negara Teluk yang berdekatan pada saat hubungan mereka dengan Irak telah membaik dalam beberapa bulan terakhir, sejak Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi berkuasa.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Irak Ahmad Al-Sahhaf mengatakan kepada The Associated Press, Baghdad mengutuk serangan terhadap kedutaan tersebut.
“Pemerintah Irak akan mengejar mereka yang mengambil bagian dari serangan itu serta para penghasutnya,” katanya.
Dilaporkan tidak ada yang terluka dalam penyerbuan yang berlangsung lebih dari satu jam dan kemudian di malam hari pasukan keamanan Irak menguasai daerah itu.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Lebih dari satu jam kemudian, hampir 200 pemrotes, yang mengibarkan bendera Irak dan Palestina, bubar. Pejabat itu mengatakan, 25 dari pengunjuk rasa ditahan oleh pasukan keamanan Irak malam itu. (T/RI-1/R06)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan