Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RAKYAT MESIR TIDAK INGIN PERTUMPAHAN DARAH

Admin - Kamis, 1 Agustus 2013 - 15:03 WIB

Kamis, 1 Agustus 2013 - 15:03 WIB

814 Views ㅤ

Sekretaris Ketiga Kedutaan Besar Mesir, Ahmed Lasheen (kanan) menerima surat pernyataan sikap atas pergolakan situasi di Mesir dari delegasi Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Ustadz Yakhsyallah Mansur (kiri) di Kantor Kedubes Mesir, Jakarta, Kamis (1/8). (Doc. MINA)

Jakarta, 24 Ramadhan 1434/1 Agustus 2013 (MINA) – Sekretaris Ketiga Kedutaan Besar Mesir, Ahmed Lasheen menyatakan, rakyat Mesir menginginkan upaya duduk bersama dalam menghadapi krisis yang dihadapi mereka tanpa harus menggunakan kekerasan dan menumpahkan darah sesama saudara.

“Rakyat Mesir menginginkan upaya duduk bersama dalam menghadapi krisis yang dihadapi mereka tanpa harus menggunakan kekerasan dan menumpahkan darah sesama saudara,” kata Ahmed Lasheen saat menerima delegasi Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang menyampaikan surat pernyataan sikapnya atas pergolakan situasi di Mesir, Kamis (1/8).

Ahmed Lasheen juga menyatakan bahwa surat pernyataan sikap yang disampaikan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mewakili isi rakyat Mesir, di mana mereka menginginkan segala permasalahan diselesaikan dengan cara damai, tidak melibatkan pihak ketiga yang sengaja mengadu domba untuk kepentingan mereka.

“Pernyataan sikap ini mewakili isi hati rakyat Mesir. Apalagi ini terjadi pada bulan suci Ramadhan, merupakan waktu saling membangun persaudaraan dan kasih sayang sesama umat Islam,” ungkap Ahmed wewakili dubes Mesir, Bahaa Dessouki yang sedang menunaikan kunjungan kerja ke luar negeri.

Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru

Ahmed mengatakan, pernyataan sikap Jama’ah Muslimin (Hizbullah) tersebut akan disampaikan langsung ke pemerintah Mesir di Kairo karena surat tersebut sangat berarti bagi rakyat Mesir saat ini.

Dia mengungkapkan, Mesir mengapresiasi dan menghargai upaya Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyampaikan pernyataan sikapnya, karena isi dari pernyataan tersebut mengungkapkan perasaan rakyat Mesir dan upaya pemerintah Mesir saat ini agar seluruh pihak dapat duduk bersama membicarakan solusi dari segala permasalahan tanpa ada pertumpahan darah.

“Yang dikehendaki surat pernyataan seperti ini, artinya tidak membela satu pihak melainkan membela yang benar. Sebetulnya masalah terjadi di Mesir saat ini bukan masalah agama melainkan permasalahan politik,” tegas Ahmed kepada Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).

Pernyataan sikap Jama’ah Muslimin (Hizbullah) atas pergolakan situasi di Mesir itu juga disampaikan kepada pemerintah Indonesia, kedutaan-kedutaan besar, serta organisasi-organisasi Islam, nasional maupun internasional.

Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan

Kembali pada Pimpinan Allah dan Rasul-Nya

Dalam surat pernyataan yang disampaikan oleh pemimpin delegasi Ustadz Yakhsyallah Mansur, Jama’ah Muslimin  (Hizbullah) mengutuk keras segala bentuk kekerasan dan pembantaian yang mengakibatkan korban di kalangan warga sipil.

Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mengingatkan bahwa menjadi tanggung jawab seluruh umat Islam untuk mendukung mereka yang taat kepada Allah. Terlebih posisi Mesir memiliki kedudukan cukup penting bagi dunia Arab dan bagi upaya pembebasan Masjid Al-Aqsha dan kemerdekaan Palestina.

Jama’ah Muslimin yang bermarkas di Ma’had Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Indonesia, mendesak agar Organisasi Kerjasama Islam (OKI) segera mengadakan Sidang Darurat untuk menyelesaikan permasalahan kisruh di Mesir.  

Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan

Jama’ah Muslimin yang berpihak kepada Allah (Hizbullah), juga mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk turut serta berperan secara aktif dalam memelihara perdamaian dunia pada umumnya dan Mesir pada khususnya, sebagaimana diamanahkan oleh konstitusi negara.

Dalam pertemuan itu, Ustadz Yakhsyallah Mansur menyatakan, situasi seperti yang terjadi di Mesir saat ini menjadi pembelajaran kepada seluruh kaum muslimin untuk tidak terjebak dalam konspirasi pihak luar yang merugikan persatuan dan kesatuan umat Islam.

Ketua Majelis Tarbiyah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) itu juga menyatakan, dalam menghadapi kekisruhan di Mesir maupun di negeri-negeri Islam lainnya maka  kaum muslimin seluruh dunia harus kembali pada Pimpinan Allah dan Rasul-Nya, serta bersatu-padu merapatkan barisan dalam satu shaf kaum muslimin secara terpimpin dalam wujud Khilafah ‘alaa minhaajin nubuwwah (Khilafah yang mengikuti jejak kenabian). (L/P02/P015/R2).

 

Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda