RAMADHAN bulan mulia akhirnya datang jua. Ramadhan bulan yang kita harap-harapkan kehadirannya. Ramadhan bulan Al-Quran kita semua.
Betapa Allah telah menggariskan di dalam kalam suci-Nya :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya : “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)……” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 185).
Baca Juga: Jangan Berbuka Puasa Dengan Kurma dari Israel, Perhatikan Ciri-Cirinya
Allah menunjukan di dalam ayat ini secara khusus menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Quran.
Disebutkan pula di dalam hadits bahwa pada bulan Ramadhan pula kitab-kitab lainnya Allah turunkan kepada para Rasul sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Di antaranya lembaran-lembaran (suhuf) Nabi Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan. Taurat diturunkan pada tanggal 6 Ramadhan. Zabur diturunkan pada tanggal 12 Ramadhan. Injil diturunkan pada tanggal 18 Ramadhan.
Lembaran-lembaran Kitab Taurat, Zabur, dan Injil, masing-masing diturunkan kepada Nabi yang bersangkutan secara sekaligus.
Baca Juga: Khutbah Akhir Sya’ban, Keutamaan Tiga Fase Ramadhan
Adapun Al-Quran, diturunkan sekaligus dari Lauh Mahfudz, di sisi Allah, ke langit dunia (Baitul ‘Izzah). Hal ini terjadi pada bulan Ramadhan, yaitu pada malam Lailatul Qadar.
Setelah itu, Al-Quran diturunkan dari langit dunia kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara bertahap sesuai kejadian-kejadiannya, pada hari dan bulan yang berbeda-beda.
Tentang turunnya Al-Quran pada Lailatul Qadar, disebutkan di dalam Al-Quran disebutkan:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan 1446 H Jatuh pada Sabtu 1 Maret
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan”. (Q.S. Al-Qadr [97]: 1).
Pada ayat lain dikatakan:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Artinya “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”. (Q.S. Ad-Dukhan [44]: 3).
Baca Juga: Sambut Ramadhan, Polda Jambi Bagi 4.000 Paket Sembako ke Masyarat
Pada bulan Ramadhan pula, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertadarus Al-Quran di hadapan Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam, sepanjang malam-malam Ramadhan.
Hal ini seperti disebutkan di dalam hadits :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan Ramadhan ketika bertemu dengan Malaikat Jibril. Malaikat Jibril menemui beliau di setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al Quran.” (H.R. Bukhari dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu).
Baca Juga: Pusat Observasi Falak Jama’ah Muslimin Gelar Pemantauan Hilal Awal Ramadhan 1446 H
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi kita tercinta Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertadarus Al-Quran bersama malaikat Jibril ‘Alaihis Salam pada malam-malam bulan Ramadhan. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa waktu yang paling utama untuk bertadarus, membaca dan mempelajari kandungan Al-Quran adalah pada bulan malam-malam Ramadhan.
Terkait ini, Sufyan Ats-Tsauri (96-161 H), ahli hadits terkemuka kelahiran Kufah, Irak, mengemukakan penjelasannya, seorang Muslim harus mengikuti teladan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dalam belajar Al-Quran pada bulan Ramadhan sebagai bulan Al-Quran.
Ia menjelaskan, bulan Ramadhan dikatakan sebagai bulan Al-Quran, menunjukkan keutamaan Al-Quran di dalamnya, dan keutamaan membacanya, memahaminya, merenungkannya dan mengamalkannya.
Maka, pada bulan Ramadhan inilah, para ulama dan orang-orang shalih terdahulu banyak mengkhatamkan Al-Quran pada bulan Ramadhan.
Baca Juga: Rukyatul Hilal Awal Ramadhan Bagian dari Syariat Islam
Ada yang sebagian mereka biasa mengkhatamkan Al-Quran dalam shalat Tarawih pada setiap sepuluh malam khatam. Sebagian lagi pada setiap sepekan sekali. Ada juga setiap tiga malam khatam.
Imam Qatadah (lahir 60 H, wafat 118 H), seorang perawi hadits yang tuna netra, ia memiliki kebiasaan sepekan sekali khatam Al-Quran sepanjang tahun. Adapun khusus pada bulan Ramadhan, ia mengkhatamkan Al-Quran tiga hari sekali. Dan pada sepuluh hari terakhir, ia mengkhatamkannya setiap malam sekali.
Bahkan, Imam Asy-Syafi’i , ulama kelahiran Ashkelon, Gaza, (lahir 150 H, wafat 204 H), khusus pada bulan Ramadhan, mengkhatamkan Al-Quran 60 kali.
Bagi yang belum bisa atau belum bagus dalam membaca Al-Quran, tentu dapat menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan Al-Quran ini sebagai waktu untuk belajar memperbaiki bacaan Al-Quran (Tahsin Al-Quran).
Baca Juga: IHW Imbau Umat Muslim Tak Konsumsi Kurma Israel saat Ramadhan
Di antara kita mungkin ada yang memasang target, satu bulan Ramadhan ini hafal juz ‘Amma. Tentu setelah Tahsin Al-Qurannya bagus. Mungkin juga ada yang menargetkan, khatam membaca satu Tafsir Al-Quran selama bulan Ramadhan ini, misalnya khatam membaca Terjemah Tafsir Ibnu Katsir atau Terjemah Tafsir Al-Azhar.
Akhirnya, “Marhaban Ramadhan” selamat datang Ramadhan bulan Al-Quran.
Semoga kita dapat meraih segala keutamaan bulan Ramadhan sebagai bulan Al-Quran. Aamiin ya Robbal ‘Alamin.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menjaga Kualitas Ibadah Ramadhan Sambil Urusi Kerjaan dan Rumah Tangga, Emang Bisa?