RAMADHAN bukan sekadar bulan ibadah, tetapi juga waktu terbaik untuk membangun mental yang sehat melalui pola hidup Islami. Puasa mengajarkan kedisiplinan, kesabaran, dan kontrol diri yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan mental. Dalam Islam, kesehatan mental tidak hanya berkaitan dengan kebahagiaan duniawi, tetapi juga ketenangan batin dan kebersihan hati. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Stres dan kecemasan sering kali berasal dari tekanan hidup dan ketidakmampuan menghadapinya dengan baik. Ramadhan mengajarkan kita untuk menyederhanakan hidup dan mengurangi ketergantungan pada hal-hal duniawi yang membebani pikiran. Shalat lima waktu, ditambah dengan shalat tarawih dan tahajud, membentuk rutinitas ibadah yang menenangkan hati. Allah ﷻ berfirman: “Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Qs. Ar-Ra’d: 28).
Selain sebagai ibadah, puasa juga merupakan metode detoksifikasi mental. Seseorang yang berpuasa harus menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia, mengendalikan amarah, serta menghindari perbuatan buruk. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan berbuat keji. Jika ada seseorang yang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, hendaklah ia berkata: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan bahwa puasa melatih kita untuk mengontrol emosi dan berpikir positif.
Puasa adalah sarana latihan kesabaran. Dengan menahan lapar, haus, dan hawa nafsu, seorang Muslim belajar untuk menghadapi kesulitan dengan lapang dada. Kesabaran dalam menjalani ibadah Ramadhan juga menciptakan ketahanan mental yang kuat, sehingga seseorang lebih mampu menghadapi tantangan hidup dengan sikap yang tenang dan bijak. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 153).
Baca Juga: Puasa Ramadhan dan Gaya Hidup Sehat
Pola makan yang seimbang selama Ramadhan juga berkontribusi terhadap kesehatan mental. Makan sahur yang bergizi dan berbuka dengan makanan yang sehat membantu tubuh memperoleh energi yang cukup untuk beraktivitas tanpa merasa lelah berlebihan. Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk berbuka dengan kurma, yang terbukti mengandung zat yang bermanfaat bagi otak dan kestabilan emosi.
Kesepian dan keterasingan dapat menjadi penyebab utama gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Ramadhan memperkuat hubungan sosial dengan anjuran berbagi makanan, berbuka bersama, serta meningkatnya kebersamaan dalam shalat berjamaah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketenangan mental dapat diperoleh melalui dzikir dan doa. Ramadhan adalah bulan di mana doa lebih mudah dikabulkan, sehingga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak permohonan kepada Allah Ta’ala. Dzikir yang dilakukan secara rutin membantu seseorang untuk lebih fokus, mengurangi stres, serta memperkuat keimanan.
Ramadhan juga merupakan kesempatan emas untuk meninggalkan kebiasaan buruk seperti merokok, begadang, atau konsumsi berlebihan terhadap media sosial yang dapat merusak kesehatan mental. Dengan berpuasa, seseorang diajak untuk lebih disiplin dalam mengelola waktu dan fokus pada aktivitas yang lebih bermanfaat.
Baca Juga: Inspirasi Makanan dan Minuman dalam Al-Qur’an serta Manfaatnya
Puasa mengajarkan kita untuk merasakan bagaimana penderitaan orang-orang yang kurang mampu. Dengan demikian, muncul rasa empati dan kesadaran untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah Ta’ala. Orang yang senantiasa bersyukur akan lebih bahagia dan jauh dari perasaan negatif. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (Qs. Ibrahim: 7).
Ramadhan adalah bulan latihan, dan hasilnya harus terus dijaga setelah bulan ini berlalu. Pola hidup Islami yang terbentuk selama Ramadhan, seperti shalat tepat waktu, membaca Al-Qur’an, dan menjaga akhlak, seharusnya menjadi kebiasaan yang terus dilanjutkan. Dengan menjaga pola hidup ini, seorang Muslim akan memiliki mental yang sehat, penuh ketenangan, serta lebih siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kesegaran Alami Air Kelapa Muda: Pilihan Sehat untuk Berbuka Puasa