Swedia, 6 Ramadhan 1434/14 Juli 2013 (MINA) – Arktik adalah sebuah wilayah di mana matahari tidak pernah tenggelam, bulan Ramadhan ujian terberat bagi umat Muslim di kota utara Swedia Kiruna.
“Kiruna adalah bagian dari Swedia, di mana matahari tidak pernah tenggelam selama bulan ini,” kata Ali Melhem (45) yang tinggal di Kiruna selama 24 tahun.
“Ketika saya pertama kali pindah ke sini, Ramadhan di musim semi,” tambahnya kepada Onislam yang dipantau Mi’raj News Agency (MINA), Ahad (14/7).
Musim panas yang panjang di Swedia merupakan tantangan terberat bagi umat Islam untuk berpuasa di bulan Ramadhan.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Muslim di Arktik melaksanakan puasa pada hari Rabu (10/7), Ramadhan akan lebih panjang waktunya di hari musim panas.
Para pemuka agama mengatakan berjam-jam siang hari bukan alasan untuk menghindari puasa. Bagi Melhem puasa 24 jam sehari adalah tantangan yang tidak bisa di capai, “Kita berbuka puasa menunggu sampai musim gugur,” kata Melhem.
Melhem mengatakan bahwa beberapa Muslim Sunni di Kiruna telah memilih untuk berbuka puasa saat matahari terbenam di Makkah, sebagai solusi atas dilema mereka.
“Saya mengikuti matahri di kota terdekat seperti di Swedia Lulea atau Umea, tapi puasa selama 23 jam sehari adalah sangat sulit,” tegas Melhem.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Pada Ramadhan puasa melatih kesabaran, mengontrol diri dan spiritualitas, selama itu adalah waktu untuk mendekatkan diri pada Allah dengan perbanyak doa, membaca Al-Qur’an dan berbuat baik.
Tidak Ada Kesepakatan
Dilema umat Islam di Arktik belum mendapat solusi yang sepakat pada jam puasa selama musim panas Arktik. “Beberapa imam dan organisasi memiliki pendapat yang berbeda,” kata Omar Mustafa, Presiden Liga Islam di Swedia.
“Terserah masing-masing individu untuk memutuskan, tetapi bukan berarti anda harus berpuasa selama stu jam. Islam memberikan banyak pilihan,” kata Mustafa.
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Masalah serupa dihadapi Muslim Skandinavia di Finlandia. The Azhar Komite menegluarkan Fatwa di Mesir bahwa Muslim di Arktik, Skandinavia dan Negara-negara utara untuk berpuasa mengikuti waktu Makkah.
“Para ulama Mesir mengatakan bahwa jika hari-hari puasa lebih dari 18 jam maka anda dapat mengikuti waktu buka di Makkah atua Madinah atau waktu terdekat Negara Muslim,” kata Imam Abdul Manan, presiden Masyarakat Islam dari Firlandia Utara.
Para ulama Saudi mengatakan, bagaimanapun hari ini, panjang atau pendeknya waktu puasa, tetap harus mengikuti waktu setempat. Menurut perkiraan, Muslim di Swedia mencapai sekitar 200.000 dari Sembilan juta penduduk setempat. Namun menurut Islamic Center di Malmo, ada sekitar 350.000 Muslim yang tinggal di Swedia. (T/P013/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah