Peshawar, MINA – Serangkaian ledakan terjadi pada Ahad (21/9) malam di Pakistan barat laut, dekat Garis Durand yang disengketakan, menewaskan sedikitnya 24 orang, sebagian besar warga sipil, kata pejabat pemerintah dan penduduk setempat pada Senin (22/9).
Dilansir dari Ariana News, penyebab ledakan masih diperdebatkan. Warga melaporkan bahwa jet tempur Pakistan mengebom empat rumah, sementara dua pejabat keamanan—yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah—mengatakan bahwa ledakan terjadi di tempat penyimpanan amunisi di dalam tempat persembunyian militan.
Tentara sering melakukan operasi di wilayah tersebut yang menargetkan kelompok militan yang bergerak melintasi perbatasan.
Insiden itu terjadi di Lembah Tirah yang terpencil di Distrik Khyber, tempat ratusan penduduk berunjuk rasa sebelum mengadakan pemakaman bagi para korban, kata para pejabat.
Baca Juga: Tidak Bayar Iuran Anggota, Hak Suara Afghanistan di Majelis Umum PBB Dicabut
Kepala Menteri Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Gandapur menyebut kematian tersebut “tragis dan terkutuk.”
Ia menambahkan bahwa korban sipil dalam operasi kontraterorisme “tidak dapat diterima,” menurut pernyataan dari kantornya. Namun, pernyataan tersebut tidak menjelaskan sifat tindakan tersebut atau mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab.
Para pejabat mengatakan, sumber-sumber lokal mengonfirmasi bahwa empat militan tinggal di salah satu rumah yang hancur. Korban lainnya adalah warga sipil, termasuk setidaknya 12 anak-anak, menurut warga bernama Mohammad Ali Shinwari.
“Orang-orang dari desa-desa terdekat bergegas ke tempat kejadian dan menarik mayat-mayat dari reruntuhan di tengah malam,” kata Shinwari.
Baca Juga: Jenazah Rohingya Ditemukan di Kamp Bangladesh Saat Marak Perdagangan Manusia
Distrik Khyber yang terletak di wilayah suku barat laut Pakistan di sepanjang Garis Durand, telah lama menjadi basis kelompok militan Islam yang ingin menggulingkan negara dan memaksakan sistem pemerintahannya sendiri.
Para militan telah meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk dua serangan pada 13 September yang menewaskan 19 tentara. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OKI Sambut Baik Keputusan Beberapa Negara Eropa Akui Negara Palestina