Dhaka, MINA – Sedikitnya tiga pengungsi Rohingya tewas dan seorang lainnya terluka pada hari Ahad (10/9) dalam sebuah insiden ledakan ranjau darat di dekat perbatasan Myanmar dengan Bangladesh.
Ledakan itu terjadi di perbatasan Naikhongchhari, Bandarban, ketika para pengungsi tersebut melarikan diri dari kekerasan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, kata seorang pejabat keamanan yang dikutip oleh harian Dhaka Tribune.
Pada Sabtu (9/9), badan hak asasi manusia Amnesty International memperingatkan bahwa militer Myanmar telah menanam atau memasang ranjau mematikan di derah perbatasannya dengan Bangladesh.
Hal itu senagaja dilakukan untuk mencegah kembalinya orang-orang Rohingya ke Myanmar.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Sementara itu Mofazzal Hossain Chowdhury Maya, Menteri Penanganan dan Penanggulangan Bencana, mengatakan Bangladesh mengalokasikan 2.500 hektare tanah untuk melindungi orang-orang Rohingya.
Dia menambahkan para pengungsi akan didaftar atau didata menggunakan sistem biometrik.
Amerika Serikat (AS) pada hari Sabtu menghargai kemurahan hati Bangladesh dalam merespons krisis Rohingya.
“Kami memuji kedermawanan pemerintah Bangladesh dalam menanggapi krisis kemanusiaan ini dan menghargai usaha mereka untuk memastikan bantuan menjangkau populasi yang terkena dampak,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS. (T/R11/P2)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka