Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rapat Kabinet Keamanan Israel Berakhir Tanpa Pemungutan Suara Terkait Gencatan Senjata

sri astuti Editor : Arif R - 2 menit yang lalu

2 menit yang lalu

0 Views

Ilustrasi sidang Kabinet keamanan Israel. (Haim Zach/GPO)

Tel Aviv, MINA – Rapat Kabinet Keamanan Israel berakhir pada Kamis(9/10) malam tanpa pemungutan suara terkait kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Rapat Kabinet tersebut diadakan untuk menyetujui gencatan senjata Gaza dan perjanjian pembebasan sandera, yang awalnya dijadwalkan pukul 17.00 waktu setempat tetapi ditunda lebih dari satu jam, menurut harian Israel, Yedioth Ahronoth.

Dikutip Anadolu, sidang berikutnya digelar hingga pukul 22.00 setelah tertunda selama empat jam, namun tetap berkahir tanpa pemungutan suara untuk menyetujui gencatan senjata.

Seorang juru bicara pemerintah sebelumnya mengatakan bahwa perjanjian gencatan senjata Gaza akan berlaku dalam waktu 24 jam setelah disetujui.

Baca Juga: Ben-Gvir Ancam akan Gulingkan Pemerintahan Netanyahu

“Dalam waktu 24 jam setelah rapat Kabinet, gencatan senjata di Gaza akan dimulai,” kata Shosh Bedrosian, tanpa menyebutkan waktu spesifik pelaksanaannya.

Perjanjian gencatan senjata diumumkan pada Kamis dini hari setelah empat hari negosiasi tidak langsung antara Hamas dan Israel di kota Sharm el-Sheikh, Mesir, di Laut Merah, dengan mediasi dari Turki, Mesir, Qatar, dan AS.

Pada 29 September, Trump mengumumkan rencana 20 poin untuk Gaza yang mencakup pembebasan semua tawanan Israel dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina, gencatan senjata permanen, dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari seluruh Jalur Gaza.

Tahap kedua dari rencana tersebut menyerukan pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa partisipasi Hamas, pembentukan pasukan keamanan yang terdiri dari warga Palestina dan pasukan dari negara-negara Arab dan Islam, serta pelucutan senjata Hamas.

Baca Juga: PBB Sebut 170.000 Ton Bantuan Kemanusiaan Menunggu Masuk Gaza

Rencana tersebut juga menetapkan pendanaan dari Arab dan Islam untuk pemerintahan baru dan rekonstruksi Jalur Gaza, dengan partisipasi terbatas dari Otoritas Palestina.

Negara-negara Arab dan Muslim menyambut baik rencana tersebut, tetapi beberapa pejabat juga mengatakan bahwa banyak detail di dalamnya perlu didiskusikan dan dinegosiasikan agar dapat diimplementasikan sepenuhnya.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan hampir 67.200 warga Palestina di daerah kantong tersebut, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak, dan membuatnya tidak dapat dihuni. []

 

Baca Juga: Warga Gaza Tetap Waspada di Tengah Sukacita Gencatan Senjata

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda