Jakarta, MINA – Ratusan massa mendukung aksi Great Return March (GRM) Palestina di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS), di Jakarta Pusat, pada Selasa (3/4).
Aksi damai digagas oleh lembaga kemanusiaan Aqsha Working Group (AWG) yang berlangsung dari jam 13.00-16.00 diikuti ratusan orang dari berbagai kalangan dari orang tua, remaja, anak-anak hingga bayi pun turut hadir. Dari kalangan orang tua, mahasiswa, siswa dan masyarakat umum.
AWG sebagai penggagas dan panitia pelaksana aksi ini mengajak kepada para ulama dan umat Islam serta organisasi masa, para mahasiswa, pelajar, awak media massa dan semua komponen masyarakat, agar peduli kepada keselamatan Masjid Al-Aqsha dan perjuangan bangsa Palestina.
“Aksi ini merupakan bentuk dukungan moral dari rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina yang ingin kembali ke kampung halamannya, tanah kelahirannya, tempat mereka bersujud dan memakmurkan Masjidil Aqsha sebagai masjid yang Allah muliakan, kiblat pertama umat Islam,” kata Ketua Umum AWG, Agus Sudarmadji.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Aksi GRM di Palestina telah dimulai sejak Jumat, 30 Maret 2018 lalu dan akan terus dilakukan hingga 15 April mendatang.
Dalam aksi Jumat (30/3) lalu warga Palestina sekitar 17 orang menemui syahid dan lebih dari 1.416 orang terluka oleh penembakan militer Israel, di antaranya 179 anak-anak, 37 wanita.
“Tragedi ini mendorong keprihatinan yang mendalam dan tanggung jawab kita sebagai sesama Muslim,” ujarnya.
GRM adalah sebuah gerakan rakyat Palestina untuk mendapatkan kembali hak mereka untuk pulang ke tanah airnya setelah hampir 70 tahun dirampas oleh penjajah Zionis Israel.
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Jutaan orang Palestina menderita ketika cinta dan kerinduan mereka kandas karena tanah air mereka dirampas dan diduduki oleh bangsa Israel sejak tahun 1948. Sejak saat itu, Israel memenuhi tanah yang Allah berkahi itu dengan kebencian, kemarahan dan kezaliman.
“Saat 88 persen tanah Palestina sepenuhnya dikuasai kaum penjajah Israel, maka warga Palestina tidak lagi merasakan cinta, kasih sayang, perlindungan, keamanan, ketentraman bahkan untuk sekadar rasa damai di tengah tidur siang yang sekejab,” tambahnya.
Ia menambahkan, salama Iarael menjajah, mereka tidak pernah merasakan nikmatnya hidup sebagai bangsa yang merdeka, sebagai warga dunia dengan hak-hak dan kehidupan normal sebagaimana lazimnya.
“Rakyat Indonesia harus tampil mendukung gerakan GRM ini sebagai wujud cinta kasih kepada saudara-saudaranya di Palestina yang teraniaya. Lebih dari itu, aksi ini pun sebagai wujud melaksanakan amanat UUD 45 untuk mewujudkan terbebasnya dunia dari penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” tambahnya. (L/R10/RS2)
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan
Mi’raj News Agency (MINA)