New York, 11 Syawal 1437/16 Juli 2016 (MINA) – Ratusan warga muslim Amerika Serikat asal Turki dan asal beberapa negara Islam lainnya, berkumpul di depan Gedung Putih untuk memprotes upaya kudeta yang terjadi di Turki.
Kelompok Turki yang berasal dari Diyanet Center of Amerika itu meneriakkan slogan-slogan mendukung pemerintah Turki yang terpilih secara demokratis, Presiden Recep Tayyip Erdogan, demikian Anadolu Agency (AA) dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
“Kami di sini untuk melawan pemberontakan terhadap demokrasi di Turki. Kami berdiri dengan orang-orang kami di Turki,” kata Yasar Colak, ketua kelompok itu yang diresmikan oleh Erdogan pada April lalu.
Seperti diketahui, sebuah kelompok kecil dari militer Turki dengan mengerahkan beberapa aset militer, termasuk helikopter dan pesawat tempur, mencoba untuk merebut kekuasaan di Turki, tapi dalam waktu singkat berhasil digagalkan..
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Pada kesempatan itu, Colak mengatakan, mereka yang bertanggungjawab melakukan pemboman di Parlemen Turki akan membayar konsekuensinya.
Muslim Amerika berdarah Suriah, Palestina, Mesir dan negara-negara lain juga bergabung dengan kelompok itu.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR), Nihad Awad mengatakan, pihaknya ikut bergabung untuk mengirim pesan kepada masyarakat Turki bahwa ia mengutuk setiap upaya menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis.
“Kudeta Ini bukan serangan hanya pada demokrasi, itu adalah serangan terhadap kedaulatan nasional Turki,” katanya.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Dalam sebuah tayangan video di New York Time Square terlihat ratusan Muslim Amerika asal Turki bergabung dengan Muslim dari Mesir, Suriah, Palestina, Azerbaijan, Tajikistan dan Amerika untuk memprotes penggulingan pemerintah di Ankara.
Kelompok itu melambaikan bendera Turki saat mereka meneriakkan slogan-slogan patriotik dalam solidaritas dengan Erdogan, dan menyanyikan lagu kebangsaan Turki.
“Mereka menggunakan senjata mereka bukan untuk melindungi orang-orang mereka, tapi untuk membunuh orang-orang mereka,” kata Samy Ahmed (31 tahun) seorang mahasiswa pascasarjana asal Mesir di City University of New York.
“Alhamdulillah, semua orang yang berdiri untuk kebebasan, demokrasi, keadilan sosial dan hak asasi manusia. Kami datang ke sini untuk mendukung Turki dan berdiri di belakangnya,” katanya. (T/P011/P2)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)