Ratusan Muslim di Rakhine Dituntut terkait Penyerangan Pos Perbatasan

Beberapa persidangan penduduk lokal yang dituduh terlibat dalam serangan pos pengawal perbatasan yang mematikan akan diadakan di gedung pengadilan di kota Maungdaw di Negara Bagian , , seperti yang terlihat di gambar, pada 30 Juni 2017. (Foto: RFA)

Rakhine, 6 Syawal 1428/1 Juni 2017 (MINA) – Pihak berwenang di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, telah mendakwa lebih dari 500 Muslim lokal dan menetapkan 1.300 lainnya sebagai buronan karena dugaan keterlibatan mereka dalam serangan mematikan terhadap petugas patroli perbatasan di tiga kota pada Oktober lalu, kata jaksa agung Rakhine pada hari Jumat (30/6).

Total 521 orang, termasuk lima anak, telah ditahan, meskipun satu dari lima orang meninggal selama proses persidangannya, kata jaksa agung Jenderal U Kyauk. Tidak ada rincian yang diberikan tentang penyebab kematian remaja itu.

“Proses peradilan terhadap anak-anak lain telah selesai atau sedang dalam proses,” ujarnya seperti dimuat Radio Free Asia (RFA) yang dikutip MINA.

Persidangan beberapa orang dewasa yang telah didakwa akan ditahan di gedung pengadilan di kota Maungdaw dan di ibu kota Rakhine, Sittwe, kata dia.

Sejumlah pejabat tidak menggambarkan secara spesifik dakwaan yang dijatuhkan terhadap mereka.

Sebuah kelompok militan gelap yang mengaku mewakili komunitas Muslim Rohingya di Myanmar menyerang pos perbatasan pada Oktober 2016, menewaskan sembilan petugas patroli perbatasan.

Merespons serangan itu, tentara pemerintah menggelar operasi militer besar-besaran di kota-kota di utara Rakhine–Maungdaw, Buthidaung, dan Rathedaung–untuk memburu ratusan orang yang dicurigai terlibat dalam serangan tersebut. Operasi keamanan berlangsung empat bulan.

Awal pekan ini, tentara menetapkan kewaspadaan tinggi di Maungdaw menyusul kepergian sekitar 200 warga desa Buddha Rakhine dari perkampungan setelah serangkaian pembunuhan lokal.

Langkah tersebut dilakukan setelah pasukan keamanan Myanmar pekan lalu membunuh tiga orang saat membersihkan sebuah kamp latihan pemberontak Rohingya di sebuah daerah pegunungan di daerah Maungdaw-Buthidaung.

Pihak berwenang menemukan terowongan, senjata, gubuk, jatah, dan materi pelatihan dalam dua hari oerasi pembersihan keamanan. (R11/RS1)

Miraj Islamic News Agency/MINA

Wartawan: Syauqi S

Editor: illa

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.