Tripoli, 9 Muharram 1436/2 November 2014 (MINA) – Statemen resmi bandara Miitiga Tripoli menyatakan, ratusan pekerja berkebangsaan Mesir ditolak masuk ke Libya selama 48 jam terakhir, karena visa mereka dianggap tidak sah.
“Sekitar 800 warga Mesir ditolak masuk Libya. Visa mereka tidak memenuhi syarat,” tulis stataemen itu seperti dilaporkan Al-Jazeera, dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA)Ahad.
Kota Tripoli dan sebagian besar wilayah Barat Libya, sejak akhir Agustus dikendalikan oleh kelompok Fajr Libya (Libya Dawn). Mereka menuduh Mesir mendukung pesaingnya dan membombardir posisinya, meski pemerintah Kairo membantah.
Juru bicara bandara mengatakan, tidak ada visa kerja yang telah diterbitkan sejak Juni, tapi saksi di bandara mengatakan, warga Mesir tampaknya menjadi satu-satunya pihak yang mengalami hal itu.
Baca Juga: Konferensi Tawasol 4 Bahas Narasi Palestina dan Tantangan Media Global
“Warga nega selain Mesir telah diizinkan masuk Libya dan tanpa ada masalah,” kata seorang saksi.
Namun juru bicara bandara menegaskan, aturan itu berlaku untuk semua negara.
Di tengah aksi kekerasan di negara itu, Fajr Libya mengalahkan para pesaingnya musim panas dalam beberapa pertempuran untuk mengambil kontrol bandara utama di Tripoli Selatan.
Bandara itu rusak parah dan ditutup. Penerbangan sipil oleh maskapai penerbangan Libya dilanjutkan dari pangkalan militer Miitiga.
Baca Juga: Uni Eropa Umumkan Paket Bantuan Rp3,9 T untuk Suriah
Fajr Libya telah membentuk pemerintahan tandingan di Tripoli menyaingi pemerintah terpilih yang kini berbasis di kota timur Tobruk. (T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)