Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratusan Ribu Wanita di Gaza Hadapi Krisis Pangan

Nidiya Fitriyah Editor : Ali Farkhan Tsani - Rabu, 10 Juli 2024 - 13:42 WIB

Rabu, 10 Juli 2024 - 13:42 WIB

22 Views ㅤ

Foto: UN Women

Risiko kelaparan yang tinggi terus melanda warga Palestina di seluruh Jalur Gaza selama konflik yang masih berlangsung dan akses bantuan kemanusiaan yang dibatasi. Hal itu merujuk pada laporan terbaru dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC).

Krisis pangan ini sangat memperngaruhi para wanita di Gaza dalam berbagai kalangan. Berdasarkan data dari UN (United Nations) Women memperkirakan, sebanyak 557.000 wanita di Gaza menghadapi krisis pangan yang parah.

UN Women menyebutkan, situasi ini sangat memprihatinkan bagi para ibu dan wanita dewasa, yang sering kali mengutamakan memberi makan orang lain daripada diri mereka sendiri dan mengalami kesulitan yang lebih besar dalam mengakses makanan dibandingkan pria, yang membuat banyak dari mereka melewatkan makan atau mengurangi asupan mereka untuk memastikan anak-anak mereka diberi makan.

Di tengah konflik, beban perawatan wanita meningkat, akses mereka ke layanan terbatas, kesehatan dan keamanan pangan mereka terancam, dan mereka menghadapi risiko lebih tinggi menjadi korban semua jenis kekerasan berbasis gender.

Baca Juga: Kekuatan Dalam Kelembutan, Potret Muslimah Penggerak Perubahan

“Ketika kami tinggal di Kota Gaza, karena perang, tiba-tiba kami tidak punya makanan lagi,” kata seorang gadis berusia 16 tahun yang diwawancarai sebagai bagian dari survei UN Women.

“Tidak ada sayuran di pasar dan tidak ada makanan sama sekali. Kami harus makan hal-hal terburuk.”

“Misalnya, tepung putih tidak tersedia; kami harus mencampur tepung gandum dengan pakan ternak,” katanya. “Karena ini pertama kalinya kami makan pakan ternak, perut kami sakit. Semua orang menderita sakit perut. Kami mengalami hari-hari di mana tidak ada makanan sama sekali, kami merasa lelah. Juga, tidak ada rumah sakit, dan beberapa hari kami tidak bisa keluar rumah karena pengeboman.”

Berdasarkan data UN Women, sejak awal agresi sebanyak 10.000 wanita syahid, 23.000 wanita terluka, 3.000 wnaita menjadi janda, 2.100 wanita hilang, 1 juta wnaita menjadi pengungsi, dan sebanyak 14.000 wanita menjadi pemimpin rumah tangga. []

Baca Juga: Wanita Salihah, Sebaik-baik Perhiasan Dunia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Millenia
MINA Sport
MINA Health
Asia
Indonesia