Gaza, MINA – Lebih dari 177.000 perempuan di Jalur Gaza menghadapi risiko kesehatan yang mengancam jiwa, termasuk 155.000 perempuan hamil dan ibu baru, menurut laporan UN Women yang dirilis pada Rabu (25/9).
UN Women menyoroti, lebih dari 162.000 perempuan di Gaza memiliki atau berisiko menderita penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
Selain itu, 5.201 perempuan penderita kanker membutuhkan perawatan segera, Ar Resalah melaporkan.
Laporan tersebut juga menunjukkan kondisi kritis 155.000 perempuan hamil dan ibu baru, di mana sekitar 15.000 di antaranya berada di ambang kelaparan.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan
Selain masalah gizi, kesehatan mental perempuan di Gaza juga turut terpengaruh akibat perang yang berkepanjangan.
Kondisi semakin memburuk dengan tempat penampungan yang penuh sesak serta fasilitas air dan sanitasi yang tidak memadai, menyebabkan lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan akut, penyakit kuning, diare, dan ruam kulit.
Perempuan menyumbang lebih dari dua pertiga kasus penyakit gastrointestinal dan hepatitis A yang dilaporkan di wilayah tersebut.
Sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober 2023, perang genosida yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 41.000 orang, dengan lebih dari separuh korban terdiri dari perempuan dan anak-anak, menurut data UN Women.
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi
Lebih dari 75% populasi Gaza telah mengungsi, dengan sebagian besar tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak dan kesulitan mengakses kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan layanan kesehatan.
Kondisi ini memperparah krisis kesehatan masyarakat yang telah menyebabkan peningkatan tajam angka kematian dan meluasnya penyakit fisik serta mental.
Dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Israel terus melanjutkan serangan dahsyatnya di Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 137.000 warga Palestina tewas dan terluka, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 10.000 orang masih dinyatakan hilang.
Meski ada kecaman internasional dan seruan dari Dewan Keamanan PBB untuk segera menghentikan perang, Israel terus mengabaikan resolusi tersebut, serta perintah Mahkamah Internasional untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah tindakan genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan yang kian memburuk di Gaza. []
Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu
Mi’raj News Agency (MINA)