Tel Aviv, MINA – Lebih dari 100.000 orang Israel berdemonstrasi di Tel Aviv, Yerusalem dan Haifa Sabtu (14/1) malam untuk memprotes kebijakan baru pemerintah sayap kanan pimpinan Benyamin Netanyahu.
Di Tel Aviv, dikutip dari Wafa Ahad (15/1), laporan mengatakan sekitar 70.000 orang berkumpul di alun-alun kota untuk memprotes rencana menteri kehakiman Israel dalam pemerintahan Benjamin Netanyahu yang bertujuan melucuti kekuasaan Mahkamah Agung negara itu.
Di Yerusalem, beberapa ribu orang berdemonstrasi di luar kediaman presiden Israel mengangkat poster-poster berisi celaan kepada pemerintah Netanyahu.
Di Haifa di utara Israel, demonstrasi memprotes apa yang mereka sebut sebagai kudeta terhadap demokrasi.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Parlemen Israel, Knesset, pada 29 Desember 2022 lalu melantik pemerintahan sayap kanan yang baru, dipimpin oleh Benyamin Netanyahu atas kemenangannya pada pemilu 1 November dengan perolehan suara 63 setuju dan 54 menentang.
Pemerintahan koalisi Netanyahu mencakup partai-partai ultra-Ortodoks, Shas dan United Torah Yudaism, dan Zionis religius yang cenderung fasis dengan mitra agama dan politik sayap kanan garis keras, yang meliputi Zionisme Religius, Otzma Yehudit, dan Noam.
Knesset sebelumnya memilih seorang anggota partai sayap kanan Likud, Amir Ohana, sebagai ketuanya. Sekitar 30 menteri dilantik sebelum pleno Knesset.
Hal ini membuat Benyamin Netanyahu kembali berkuasa sebagai kepala koalisi sayap kanan paling keras dalam dalam sejarah Israel. Netanyahu, yang menghadapi tuduhan korupsi di pengadilan, telah menjabat sebagai perdana menteri Israel lebih lama dari siapa pun dalam sejarah negara itu—termasuk tugas antara 1996 hingga 1999 dan masa jabatan 12 tahun dari 2009 hingga 2021
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Di antara langkahnya yang paling kontroversial untuk membentuk koalisinya adalah janji untuk memberikan pos yang luas untuk Kementerian Keamanan kepada ketua partai ultra-nasionalis Jewish Power, Itamar Ben Gvir, yang memiliki sejarah panjang menggunakan retorika provokativ terhadap warga Palestina.
Peran pemerintah yang dijanjikan Netanyahu kepada kelompok garis keras seperti Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, dari partai Zionisme Religius sayap kanan, telah mengejutkan warga Palestina dan kubu liberal Israel. Ben-Gvir dan Smotrich menentang negara Palestina dan mendukung perluasan kendali Israel atas Tepi Barat yang diduduki.
Pemerintah baru ini akan menjabat selama setahun ke depan namun dunia mulai menyaksikan tingkat kekerasan terburuk di Tepi Barat yang diduduki dalam lebih dari 10 tahun terakhir ini dengan lebih dari 150 warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel dan sekitar 20 warga Israel terbunuh. (T/B03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza