Jeddah, MINA – Ratusan tahanan Rohingya di dalam pusat penahanan Arab Saudi melakukan mogok makan untuk ketiga kalinya dalam beberapa bulan terakhir, kata para aktivis kepada Al Jazeera.
Ro Nay San Lwin, koordinator kampanye untuk organisasi Koalisi Rohingya Merdeka mengatakan, hampir 650 orang yang sebagian besar ditahan di pusat penahanan Shumaisi di Jeddah sejak 2012 karena tidak berdokumen valid, memulai pemogokan pada Sabtu (13/4).
Ia mengungkapkan, pada Selasa malam (16/4), setidaknya tujuh orang telah dibawa ke rumah sakit. Mogok makan terus berlanjut di 10 kamar di kamp penahanan.
Seorang tahanan secara diam-diam memfilmkan aksi tersebut dan dikirim ke Lwin yang kemudian dibagikan kepada Al Jazeera. Rekaman itu menunjukkan orang-orang Rohingya terbaring di lantai.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Polisi imigrasi melecehkan mereka dengan mengatakan ‘jika Anda melakukan mogok makan ini, kami bahkan tidak akan memberi Anda air’,” kata Lwin dalam sebuah wawancara telepon dari Frankfurt, Jerman.
Ambia Perveen, wakil ketua LSM Dewan Rohingya Eropa (ERC) yang juga telah menerima video melalui WhatsApp sejak Sabtu, mengatakan, polisi sekarang telah mengambil selimut, bantal, kemeja, dan keperluan tahanan lainnya.
Sebagian besar warga Rohingya memasuki Saudi pada 2012 untuk mencari kehidupan yang lebih baik setelah kekerasan meletus di Negara Bagian Rakhine barat Myanmar.
Lwin menjelaskan, setelah tiba di Saudi, sidik jari mereka didaftarkan di bawah kewarganegaraan yang berbeda karena mereka membawa paspor palsu yang diperoleh dari broker di India, Pakistan, Nepal, Sri Lanka dan Bangladesh. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan