Jenewa, MINA – Situasi menyedihkan menimpa orang-orang Palestina yang terjebak di kedua sisi perbatasan Rafah dan di terminal Bandara Kairo menyusul keputusan Pemerintah Mesir untuk menutup penyeberangan bagi penumpang yang bepergian masuk dan keluar dari Gaza.
Pasalnya, banyak dari mereka adalah para pasien dan mahasiswa yang terdampar. Demikian menurut Peringatkan Monitor Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania (Euro-Med), pada hari Selasa (13/2).
“Petugas keamanan di bandara menahan sekitar 100 orang dalam satu ruangan, tanpa memberi makanan, minuman atau selimut untuk tidur,” katanya seperti dilaporkan Gaza Scoop yang dikutip MINA.
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan
Pihak berwenang Mesir telah mengizinkan pembukaan perbatasan Rafah untuk mengamankan perjalanan dan kembali warga Palestina keluar dan ke Jalur Gaza setelah penutupan menyeluruh yang berlangsung sekitar 50 hari.
Warga Palestina terkejut dengan keputusan mendadak penguasa Mesir tersebut untuk menutupnya, hanya dua hari setelah dibuka. Keputusan ini bertepatan dengan dilakukannya operasi militer Mesir di Gurun Sinai, yang menyebabkan ratusan penumpang kembali ke Jalur Gaza di bandara Kairo, dan juga di sisi Mesir penyeberangan Rafah.
Pihak berwenang Mesir mengizinkan hanya 650 penumpang yang terdampar menuju ke Jalur Gaza untuk menyeberang saat pembukaan persimpangan perbatasan.
Sementara ratusan warga Palestina lainnya masih terdampar dan ditahan di sisi persimpangan Mesir. Selanjutnya, pihak berwenang Mesir telah memerintahkan kembalinya lebih dari 44 kendaraan yang penuh dengan orang-orang Palestina ke Bandara Kairo lagi, dan menolak untuk menerima mereka masuk.
Baca Juga: Palestina Tolak Rencana Israel Bangun Zona Penyangga di Gaza Utara
Jumlah orang Palestina yang terdampar di sisi penyeberangan Mesir, yang ingin kembali ke Jalur Gaza sebelum tentara Mesir mengeluarkan keputusan untuk mendeportasi mereka kembali ke bandara Kairo, melebihi 400 penumpang.
Mereka saat ini tertahan di aula tertutup di bandara dan petugas keamanan bandara menginformasikan mereka untuk kembali ke negara tempat mereka terbang di Kairo.
Ratusan penumpang yang terjebak di bandara Kairo telah meminta pihak berwenang Mesir dan Kedutaan Palestina di Kairo untuk mempercepat kembalinya mereka ke Jalur Gaza atau menemukan solusi untuk mengakhiri penderitaan mereka di sel dan kamar yang tak tertahankan di bandara Kairo.
“200 orang terjebak hanya satu kilometer dari sisi perbatasan Rafah Mesir, sementara konfrontasi militer dengan militan hanya berjarak beberapa kilometer dari mereka,” kata Euro-Med.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
Euro-Med menerima beberapa pernyataan dari sejumlah orang Palestina yang terdampar di Bandara Kairo, mengatakan bahwa petugas keamanan di bandara menempatkan sekitar 100 orang, kebanyakan pasien, pelajar dan anak-anak, dalam satu ruangan, tanpa memberi mereka makanan, minuman atau selimut tidur . Kebanyakan dari mereka tidak mampu lagi membeli makanan.
Menurut Euro-Med, 200 orang lainnya terjebak hanya satu kilometer dari sisi perbatasan Rafah Mesir. Sebagian besar, mereka adalah pasien, anak-anak dan orang tua, sementara konfrontasi militer dengan militan dan penyergapan hanya beberapa kilometer jauhnya dari mereka.
Euro-Med meminta pihak berwenang Mesir mempercepat pembukaan penyeberangan Rafah untuk kedatangan orang-orang yang terdampar di dekat persimpangan, untuk mengamankan mereka yang terdampar di dekat penyergapan dan bahaya militer dan memberi mereka bantuan kemanusiaan yang diperlukan sesegera mungkin.
Euro-Med juga meminta kedutaan Palestina di Kairo bekerja sama dengan pihak berwenang Mesir untuk memenuhi kebutuhan ratusan orang Palestina yang terdampar di bandara Kairo, agar menemukan tempat yang sesuai bagi mereka untuk tinggal dan berkoordinasi dengan kedutaan besar negara lain untuk menyelesaikan masalah visa yang kadaluarsa dari orang-orang Palestina yang telah lama terdampar di bandara. (T/B05/P1)
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas
Mi’raj News Agency (MINA)