Oleh : Ali Farkhan Tsani, Wartawan dan Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)
Ramadhan telah kita tinggalkan. Idul Fitri pun datang menjelang. Saatnya kita semua saling memaafkan. Bersama meraih kemenangan.
Segala dendam, iri dan dengki, layak dijauhkan. Sirnakan, dan ganti dengan saling mengikhlaskan. Manusia, sebaik apapun, tak luput dari kekurangan, kekhilafan dan kesalahan.
Dengan memaafkan kesalahan orang lain terhadap kita, itu bermakna kita sedang belajar menerima bahwa orang lain bisa saja salah dan gagal dipercaya. Sama seperti diri kita juga, punya hal yang sama sebagai manusia biasa.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Memaafkan memang belum tentu dapat membuat orang lain menjadi lebih baik. Namun paling tidak, itu jelas membuka jalan kebaikan.
Kata bijak mengatakan, “Hidup terlalu singkat hanya untuk mendendam. Ganti dengan jiwa penuh kesabaran, suka memaafkan, dan lupakan.”
Imam Hasan Al-Bashri mengatakan, “Atribut terbaik yang dimiliki oleh orang beriman adalah sifat memaafkan.”
Imam Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Memaafkan adalah kemenangan yang terbaik”.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Dalam hal saling memaafkan ini, Allah menyebutnya sebagai salah satu sifat dari orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana firman-Nya :
وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
Artinya : “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
(yaitu) orang yang berinfak, baik pada waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran [3]: 133-134).
Meminta dan memberi maaf, tidaklah akan menurunkan derajat kita. Justru Allah memuliakan kita dengan hal itu. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
Artinya: “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Bahkan memaafkan orang yang telah menzalimi kita sekalipun. Balasannya surga yang amat mahal harganya. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ الْبُنْيَانُ ، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ ، وَلْيُعْطِ مَنْ حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ قَطَعَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan di surga, hendaknya ia memaafkan orang yang menzaliminya, memberi orang yang bakhil kepadanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.” (HR Ath-Thabrani dari Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu ‘Anhu).
Sungguh memaafkan itu, baik meminta maaf atau memberi maaf, memang bukan perkara yang mudah, terasa berat di hati. Namun juga bukan hal yang mustahil, jika didorong dengan keimanan. Keimanan yang telah tertanam berkat bimbingan sepanjang bulan suci Ramadhan.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Semoga momentum Idul Fitri tahun ini dapat melapangkan hati kita untuk menjadi orang-orang yang siap meminta maaf dan bersedia memberikan maaf orang lain. Kita saling memaafkan, meraih kemenangan. Aamiin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444, Mohon Maaf Lahir dan Batin. (A/RS2/P1 )
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah