Garut, MINA – Maksud hati ingin dikasihani, marbot Masjid Besar Al-Istiqomah (Masjid Agung Kecamatan Pameungpeuk), Uyu Ruhyana (57), akhirnya harus berurusan dengan polisi. Pasalnya, ia diduga telah membuat laporan palsu tentang penganiayaan dirinya oleh lima orang tak dikenal, Garut Express melaporkan.
Usai dilakukan pra rekonstruksi, Uyu akhirnya mengaku kalau kasus penganiayaan itu hanya cerita hasil rekayasanya sendiri. Ia menjelaskan kepada polisi, sebenarnya kasus pembacokan dan penusukan itu tidak pernah terjadi. Ia mengaku nekat melakukan hal itu karena himpitan masalah ekonomi keluarganya. Selama ini, sebagai marbot ia hanya menerima imbalan Rp 125 ribu per bulan.
Pra rekontruksi sendiri digelar Rabu (28/2/18) siang sekira pukul 11.45 WIB, melibatkan Teamsus Ditkrimum Polda Jabar, dan dipimpin langsung oleh Kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna, SIK. Berdasarkan hasil oleh TKP, ditemukan sejumlah kejanggalan. Pertama, tidak ditemukan adanya luka sedikit pun pada tubuh sebagaimana pengakauan korban dibacok oleh pelaku sebanyak lima orang.
Kejanggalan lainnya, karena pada jam tersebut aparat Polsek Pameungpeuk sedang melakukan patroli ke TKP dan tidak ditemukan adanya orang di sekitar masjid atau suara dari dalam masjid tersebut. Selain itu, tidak ada saksi yang melihat langsung kejadian tersebut.
“Di lokasi tersebut tidak ditemukan adanya bekas kendaraan baik roda empat maupun roda dua, dan pada baju korban ditemukan robekan dengan sengaja bukan akibat dari sabetan benda tajam (golok),” papar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Umar Surya Fana, dalam rilis yang diterima wartawan.
Karena mencurigakan, kata Umar, setelah pra rekontruksi teamsus kembali memeriksa korban. Ternyata Uyu mengakui peristiwa tersebut merupakan rekayasa.
“Motifnya adalah masalah ekonomi, di mana korban selaku marbot masjid tidak ada yang memperhatikan,” katanya.
Pada berita sebelumnya, Uyu mengisahkan bahwa dirinya telah menjadi korban penganiayaan lima orang tak dikenal yang menanyakan keberadaan Ketua MUI Kecamatan Pamengpeuk, KH Hasan Basri. Ia mengaku kepalanya dibacok menggunakan samurai. Badannya ditusuk pisau, dan kepalanya dihantam menggunakan kursi. Namun, anehnya Uyu tidak mengalami luka sedikit pun. Hanya saja kopiah dan baju kokonya yang dikenakannya sobek di beberapa bagian. Namun bukan sobek seperti bekas terkena sabetan benda tajam, melainkan seperti sengaja disobek sendiri.(T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)