Yerusalem, MINA – Ribuan warga Yahudi mengambil bagian dalam protes terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di seluruh negeri pada Sabtu (26/9) yang juga dilakukan secara online, di saat laporan infeksi Covid-19 catat rekor pada Jumat dengan 8.315 infeksi.
Meski ada lockdown, aksi protes yang berlangsung di seluruh negeri menjadikan Yerusalem, Tel Aviv dan Kaisarea sebagai pusat protes terbesar, demikian dikutip dari Times of Israel.
Salah satu pusat unjuk rasa adalah di luar kediaman resmi PM Israel di mana diperkirakan 16.000 orang hadir berunjuk rasa.
Lima demonstran ditangkap selama demonstrasi di Yerusalem, yang merupakan salah satu aksi polisi yang paling kejam dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga: Warga Palestina di Luar Negeri: Jaga Persatuan Suriah
Polisi dan pengunjuk rasa bentrok ketika petugas berusaha menegakkan pembatasan jarak sosial, yang para demonstran sebut penggunaan kekuatan yang berlebihan.
Protes berlangsung secara nasional, setelah anggota parlemen pada hari Jumat gagal mengesahkan undang-undang yang akan sangat membatasi demonstrasi dan ibadah publik.
Sejauh ini belum ada data yang menghubungkan infeksi dengan aksi protes.
Menteri Kesehatan Israel berjanji akan mengesahkan undang-undang pada hari Selasa (29/9) nanti untuk mencegah demonstrasi besar lebih lanjut selama lockdown masih berlaku.
Baca Juga: Perlawanan di Jabalia: 3 Tentara Israel Tewas, 18 Terluka
Demonstrasi terhadap Perdana Menteri atas tuduhan korupsi serta serangan pedasnya terhadap sistem peradilan telah menjadi kejadian biasa dalam beberapa bulan terakhir, dengan demonstrasi diadakan beberapa kali dalam sepekan dan demonstrasi besar setiap hari Sabtu.
Namun, aksi protes telah menjadi masalah yang diperdebatkan karena kasus virus corona sudah berkembang pesat.
Acara protes utama hari Sabtu, seperti biasa diadakan di luar kediaman resmi Perdana Menteri di Yerusalem, dengan laporan media yang menyebut ribuan orang hadir. Koordinator protes bahkan menyebut angka 16.000 berdasarkan nomor gelang yang mereka bagikan ke peserta. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pengamat Politik: Keadaan Memungkinkan Gencatan Senjata di Gaza