Rektor IPB Fasilitasi Mahasiswa Terdampak Gempa dan Tsunami Sulteng

Bogor, MINA – Institut Pertanian Bogor (IPB) tengah melakukan pendataan terhadap mahasiswa yang terdampak bencana dan di , Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah. IPB akan terus melakukan upaya-upaya jangka pendek, menengah dan jangka panjang untuk membantu mahasiswa yang keluarganya terdampak bencana tersebut.

“IPB akan membantu mahasiswa asal Palu, Donggala dan Sigi untuk pulang ke kampung halaman mengecek kondisi keluarganya bila ada yang memerlukannya,” ujar Rektor IPB, Dr. Arif Satria di Kampus IPB Dramaga, Bogor, sebagaimana keterangan pers yang diterima MINA, Selasa.

Ada beberapa langkah darurat yang sedang dilakukan IPB yakni pendataan mahasiswa yang keluarganya terdampak bencana dan akan memberikan beasiswa serta bantuan biaya hidup selama menempuh pendidikan di IPB bagi yang benar terdampak seperti rumahnya hancur dan kehilangan mata pencaharian.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB, Dr. Drajat Martianto mengatakan, fihaknya mencoba telusuri berapa banyak dan seberapa besar masalah yang dihadapi.

“Yang serius misalnya rumahnya hancur, penghidupannya terkendala atau tidak punya pekerjaan lagi. Kita butuh sedikit waktu untuk itu. Khusus untuk rencana kepulangan para mahasiswa ini, kita akan lihat, apakah akan menggunakan penerbangan komersil atau kerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udar,” ujarnya.

Drajat juga mengatakan, untuk mahasiswa yang terkena dampak serius, IPB akan berupaya mencarikan sumber beasiswa yang ada untuk kelangsungan studi di IPB maupun biaya hidup selama di Bogor.

“Maka dari itu, pendataan ini sangat penting karena kita tidak mau salah sasaran,” imbuhnya.

Menurut Drajat, melalui pemberitaan di media, Menristekdikti sudah memberikan komitmen untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa dari Palu, Donggala dan Sigi. IPB akan membantu menelusuri itu. Beasiswa apa, prosesnya bagaimana, syaratnya bagaimana, IPB akan bantu tindak lanjuti.

Dalam jangka panjang, IPB akan ikut berperan dalam mitigasi bencana sampai recovery, menghidupkan dan mengembangkan potensi pertanian, peternakan dan perikanan di Palu, Donggala dan Sigi pasca gempa, termasuk memberikan masukan dalam resettlement untuk wilayah-wilayah rawan pergeseran lahan.

“IPB diharapkan berperan melalui Pusat Studi Bencana dan Pusat-Pusat Studi di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) untuk ke depan membantu merevitalisasi pertanian, perikanan dan peternakan di Palu, Donggala dan Sigi. IPB akan fokus pada tahap kedua yakni pada community development. Kita akan manfaatkan data dari berbagai pusat studi di IPB untuk melakukan kegiatan penanganan pasca gempa di sana,” tambahnya.

Saat ini IPB juga mendorong penggalangan dana dan mencoba mengirimkan bantuan kepada korban bencana. Selain itu, IPB juga berupaya mengajak seluruh Perguruan Tinggi, terutama Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) untuk bersinergi membantu masyarakat di lokasi bencana memanfaatkan seluruh tenaga ahli dan fasilitas serta data dan informasi yang dimiliki untuk bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat mempercepat proses pemulihan.

Kepedulian dan dukungan Perguruan Tinggi ini sangat penting karena masalah yang dihadapi sangat kompleks dan memerlukan pendekatan multidisplin untuk mengatasinya.

IPB juga siap menerima mahasiswa Universitas Tadulako yang terkena dampak gempa untuk mengikuti pendidikan di IPB melalui skema credit earning secara gratis (bebas UKT) untuk program studi yang relevan. Mata Kuliah yang diambil nantinya dapat diakui di Universitas Tadulako. Mekanisme mengenai hal ini akan dibicarakan dengan Pihak Universitas Tadulako.(R/R01/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.