Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RELAWAN INDONESIA TETAP BEKERJA DALAM SUHU TERIK DAN PUASA 16 JAM

Nur Hadis - Senin, 7 Juli 2014 - 21:45 WIB

Senin, 7 Juli 2014 - 21:45 WIB

1434 Views

Relawan RSI tetap bekerja di tengah terik matahari di Gaza Palestina, Senin, (7/7) (Photo :MINA)
Relawan RSI tetap bekerja di tengah terik matahari di Gaza Palestina, Senin, (7/7) (Photo :MINA)
Relawan <a href=

RSI tetap bekerja di tengah terik matahari di Gaza Palestina, Senin, (7/7) (Photo :MINA)" width="300" height="198" /> Relawan RSI tetap bekerja di tengah terik matahari di Gaza Palestina, Senin, (7/7) (Photo :MINA)

Gaza, Senin 9 Ramadhan 1435/7 Juli 2014 (MINA) – Relawan Indonesia untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza yang tergabung dalam Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) tetap bekerja di tengah terik matahari, suhu mencapai lebih dari 30 derjat Celcius dan tetap menjalankan ibadah puasa selama 16 jam.

Bahkan sebuah ledakan besar akibat serangan Israel terjadi Senin (7/7) pagi dekat RS Indonesia yang menimbulkan suara keras dan getaran sehingga membuat kaget para relawan yang berasal dari Pesantren Al-Fatah se Indonesia itu.  Demikian wartawan MINA melaporkan dari Gaza, Senin (7/7).

Tim relawan telah langsung mulai bekerja sehari setelah tiba di Gaza pada Senin, (30/6) yang lalu. Pekerjaan difokuskan pada penyelesaian elektrikal di gedung utama serta pembangunan Wisma Indonesia di belakang gedung utama.

Kondisi cuaca jalur Gaza yang berbeda dengan Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi para relawan terlebih bagi yang baru pertama kali datang ke Gaza. Walaupun cuaca cukup terik mencapai lebih dari 30 derajat Celsius, para relawan tetap berpuasa dalam menjalankan tugasnya. Padahal, berbeda dengan Indonesia berpuasa, di Gaza lebih lama, kalau di Indonesia hanya sekitar 13 jam, di Gaza sekitar 16 jam.

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

Namun kondisi itu tidak menyurutkan semangat para relawan, justru ini adalah salah satu pemicu buat mereka untuk segera menyelesaikan pembangunan RS Indonesia ini. Mereka memiliki target yang sangat ketat, harus menyelesaikan beberapa pekerjaan hingga akhir tahun ini.

Nasrullah Johdi, salah seorang relawan mengatakan cuaca panas jadi tantangan baginya untuk beramal saleh menyelesaikan pembangunan RSI yang sangat dibutuhkan warga Gaza yang diblokade Israel dan militernya terus melancarkan serangan pada kawasan Gaza itu.

“Alhamdulillah ini pertama kali saya datang ke Gaza, cuacanya memang panas dan puasanya lebih lama, namun jadi tantangan buat saya,” ujar Nasrullah, relawan asal Singkawang Kalimantan barat yang bersama belasan relawan lain dari Jaringan Pesantren Al-Fatah Indonesia direkrut oleh MER-C.

Lain lagi dengan Suryadi seorang relawan dari Wonogiri, Jawa Tengah. Meskipun ini pertama kali dia datang ke Gaza, namun hatinya terasa tenang dan senang melakukan segala pekerjaan.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

“Saya sangat senang bisa datang dan membantu saudara-saudara di Gaza, ini kesempatan buat saya, walaupun cuaca terik dan kami berpuasa tapi kami tetap bekerja dengan semangat,” ujar relawan itu yang pernah terjun ke berbagai daerah bencana seperti tsunami Aceh dan gempa Yogyakarta ini.

Sementara itu keamanan menjadi masalah tersendiri bagi para relawan Al-Fatah Indonesia itu, , sejak awal Ramadhan ini Israel terus melakukan serangan terhadap Gaza, bahkan Senin pagi waktu Gaza (7/7) sebuah ledakan besar terjadi tepat di depan RS Indonesia sehingga mengagetkan para relawan karena suara dan getaran yang cukup keras.

Pekerjaan yang harus segera diselesaikan diantaranya adalah pembangunan Wisma Indonesia yang akan digunakan untuk tempat tinggal para relawan dokter atau yang lainya dari Indonesia yang akan beramal shaleh di RS Indonesia ini. Selain itu beberapa pekerjaan kecil dibangunan utama seperti penyelesain pekerjaan listrik dan AC juga sedang dilakukan.

Para relawan sudah harus bangun setidaknya pukul 03.00 dini hari untuk sahur, shalat dan persiapan pekerjaan, karena pekerjaan dimulai sejak dini hari setelah shalat Subuh. Waktu shalat subuh di Gaza cukup awal yaitu pukul 03.50 dini hari.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Sedangkan para relawan harus sudah berkumpul untuk briefing dan memulai pekerjaan pada pukul 04.45 pagi hari. Sehingga dalam waktu cukup singkat tersebut mereka harus bergerak cepat menyelesaikan segala tugasnya.

Ditargetkan RS Indonesia ini akan beroperasional pada akhir tahun 2014. Untuk beroperasionalnya Rumah Sakit tersebut masih diperlukan dana sebesar Rp. 65 milyar yang akan digunakan untuk pengadaan Alat Kesehatan (Alkes).

Para dermawan dan donatur yang ingin memberikan dukungan dan bantuan dana untuk pengadaan alkes RS Indonesia di Gaza Palestina dapat disalurkan melalui: BNI Syariah No. Rek. 08.111.929.73, BCA No. Rek. 686.0153.678, BRI No. Rek. 033.501.0007.60308, BSM No. Rek. 700.1352.061, BMI No. Rek. 301.00521.15, atas nama Medical Emergency Rescue Committee.(L/B01/K01/IR).

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Rekomendasi untuk Anda