Mrauk-U, Rakhine, MINA – Program Rumah Sakit Indonesia yang diinisiasi oleh MER-C sejak 2015 memasuki tahap pembanguan bangunan utama.
Dua relawan insinyur yang dikirim MER-C saat ini sudah berada di lokasi pembangunan rumah sakit di Myaung Bwe, Mrauk-U, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, untuk melakukan tugas pengawas pekerjaan pembangunan rumah sakit itu.
“Alhamdulillah sejak Kamis lalu kami berdua sudah tiba di lokasi dan melakukan pengawasan pekerjaan pembangunan bangunan utama Rumah Sakit. Kontraktor lokal yang kami tunjuk sudah memulai pekerjaanya” ujar Ahmad Fauzi, salah satu Insinyur Pengawas Pembangunan RSI kepada MINA di Mrauk-U, negara bagian Rakhine, Sabtu (18/11).
Insinyur pengawas lainnya dari MER-C adalah Nur Ikhwan Abadi kelahiran Lampung Selatan, Sumatera, yang sebelumnya juga aktif dalam pembangunan RS Indonesia di Gaza, Palestina yang pembangunannya juga dinisiasi MER-C.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Ditanya mengenai situasi di Mrauk-U, Fauzi yang sudah berpengalaman dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia ini mengatakan sangat kondusif.
“Sejauh ini situasi kondusif dan aman serta tidak ada halangan, kami bisa melakukan pengawasan dengan baik”ujarnya.
Mengenai ketersediaan material, pria kelahiran Samarinda 37 tahun yang lalu ini menyatakan bahwa pihak kontraktor sudah menyuplai material ke lokasi.
“Material pembangunan sebagian sudah ada di lokasi, seperti semen, pasir, batu, dan lainya, kontraktor bergerak cepat dan mereka menyiapkan gudang untuk itu” ujarnya.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Fauzi menambahkan bahwa sesuai jadwal yang dibuat oleh tim konstruksi MER-C, bangunan ini akan selesai dalam waktu 10 bulan. “Tim Perencana MER-C sudah buat jadwal, rencananya 10 bulan bangunan ini selesai, jika cuaca bagus terus maka akan sesuai jadwal, namun disini curah hujan tinggi, mudah-mudahan tidak tertunda,” terangnya.
Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myanmar terletak di Kampung Myaung Bwe, Kota Mrauk-U, Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Jika dari Yangon perjalan bisa ditempuh dengan udara selama lebih dari satu jam menuju ke Sitwee ibukota Negara Bagian Rakhine, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat selama 3,5 jam menuju Mrauk-U.
Rumah Sakit yang diinisiasi oleh MER-C ini bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Palang Merah Indonesia serta Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mendukung penuh berdirinya Rumah Sakit ini.
Pembangunan RS Indonesia di Rakhine State, Myanmar merupakan bagian dari diplomasi kemanusiaan yang sudah dilakukan MER-C sejak mendirikan RS Indonesia di Gaza, Palestina.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Khusus wilayah konflik Myanmar dimulai dengan misi pertama MER-C ke Rakhine pada tahun 2012 dan dilanjutkan dengan assessment ke lokasi lahan RS Indonesia di Mrauk U pada Agustus 2015. Saat itu, Tim langsung melakukan pembelian (pembebasan lahan karena tanah adalah milik negara), tepatnya di Mrauk U, Rakhine State.
Setelah pekerjaan tahap pertama pembanguan pagar dan penimbunan lahan selesai pada Agustus lalu, MER-C menunjuk salah satu kontraktor lokal terbaik di Myanmar guna melanjutkan pembangunan bangunan utama.
Meskipun pembangunan diserahkan kepada kontraktor lokal, namun MER-C tetap menempatkan relawan insinyur di lapangan untuk mengawasi seluruh proses pembangunan RS Indonesia di Rakhine State sampai pembangunan selesai. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab MER-C kepada masyarakat Indonesia yang telah mendanai program ini.
Dukungan dan donasi bagi program pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State Myanmar dapat disalurkan melalui; Mandiri 124.000.8111.982, atau, BSM 700.1306.833, atau BCA 686.028.0009, atas nama Medical Emergency Rescue Committee. (L/KD/P1)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)