Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

RELAWAN JADI ALAT PEMERSATU INDONESIA-PALESTINA

Rudi Hendrik - Sabtu, 28 Juni 2014 - 15:54 WIB

Sabtu, 28 Juni 2014 - 15:54 WIB

1516 Views

Ir. Faried Thalib (paling kanan) mengiringi keberangkatan para relawan di Bandara Soekarno-Hatta (Gambar: Rudi/MINA)

RELAWAN-AL-FATAH2-300x225.jpg" alt="Ir. Faried Thalib (paling kanan) mengiringi keberangkatan para relawan di Bandara Soekarno-Hatta (Gambar: Rudi/MINA)" width="300" height="225" /> Ir. Faried Thalib (paling kanan) mengiringi keberangkatan para relawan di Bandara Soekarno-Hatta (Gambar: Rudi/MINA)

Jakarta, 30 Sya’ban 1435/28 Juni 2014 (MINA) – Ketua Divisi Konstruksi Pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia, Ir. Faried Thalib mengatakan bahwa 15 orang relawan yang dikirim ke Gaza pada etape ketiga, bukan sekedar sebagai tukang bangunan, tapi mereka adalah “mujahid” yang akan menjadi perekat pemersatu di masyarakat Gaza, Palestina.

“Yang perlu kita tekankan bahwa kita ke sana sebagai ‘mujahid’. Mereka harus menjadi perekat terhadap seluruh lapisan masyarakat yang ada di sana. Tidak memihak kepada salah satu faksi atau kelompok,” kata Faried kepada MINA, Sabtu (28/6), di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Lembaga medis kemanusiaan dan kegawatdaruratan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) memberangkatkan 15 relawan asal jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah dari berbagai wilayah Indonesia, terdiri dari lima relawan yang sudah pernah ke Gaza pada etape kedua dan 10 orang relawan baru.

Menurut Faried dan Ir. Abu Fikri sebagai Pimpinan Project RS Indonesia, ke-15 relawan akan menyempurnakan pembangunan guest house (Wisma Indonesia) yang luasnya sekitar 300 m2 dua lantai, mengerjakan renovasi masjid yang bersebelahan dengan rumah sakit, dan merapihkan bangunan induk yang berkenaan dengan pemasangan alat-alat kesehatan yang masih dalam tahap negosiasi dengan suplayer.

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Mengenai keberangkatan tim pimpinan Ir. Abu Fikri yang seiring dengan memanasnya kondisi Gaza akibat beberapa serangan udara militer Israel, Faried mengatakan bahwa mereka mengambil “prediksi yang terburuk dari yang paling buruk”.

“Sebab di sana memang wilayah yang sedang berperang. Dari tahun 2009 pun berperang, tidak ada waktu yang indah, tidak ada waktu tidak perlu ketelitian atau kewaspadaan tinggi,” kata salah satu anggota Presidium MER-C tersebut.

“Sejak awal kami tidak memandang situasi yang ada di Gaza dan memang kita serahkan sepenuhnya kepada Allah,” kata Abu Fikri di sela-sela kesibukannya menyiapkan kelengkapan tim untuk penerbangan meninggalkan tanah air. (L/P09/P04)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas

Rekomendasi untuk Anda