Yangon, 13 Jumadil Awwal 1438/11 Februari 2017 (MINA) – Relawan kapal bantuan Food Flotilla for Myanmar (FFfM) asal Indonesia menyimpan kekhawatiran jika bantuan yang diserahkan kepada melalui pemerintah Myanmar tidak sampai langsung kepada pengungsi Muslim Rohingya.
Hal ini disampaikan oleh Nur Hadis dari lembaga kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) sekaligus mewakili pemuda Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang ikut pada pelayaran tersebut.
Pemuda asal Provinsi Lampung itu mengatakan, AWG berharap dana tersebut dapat disalurkan secara langsung kepada warga Rohingya, karena dana tersebut merupakan amanah yang harus disampaikan.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
“Saya membawa dana yang dikumpulkan oleh Syubban (pemuda) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) dari masyarakat Indonesia dan berharap dapat menyalurkannya secara langsung,” ujar Nur Hadis kepada MINA, Sabtu (11/2).
Namun ia menyayangkan, faktanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Para relawan yang telah tiba di Pelabuhan Thilawa Yangon, Myanmar, pada Kamis (9/2) lalu, tidak bisa memberikan bantuan ratusan ton banyaknya secara langsung.
“Sejak awal kami berharap bisa memberikan bantuan secara langsung kepada pengungsi Rohingya di Sitwee dan beberapa kamp pengungsian di Myanmar, namun pemerintah Myanmar tidak mengizinkan masuk. Hanya serah terima di pelabuhan saja,” katanya.
Pasalnya, relawan mendapat informasi bahwa nanti pemerintah Bangladesh hanya mengizinkan 100 orang relawan yang diperbolehkan turun dari kapal.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Ia khawatir bantuan tersebut tidak sampai kepada yang berhak sebagaimana kasus yang telah terjadi pada Desember lalu.
“Kami dapatkan informasi, pengungsi hanya mendapatkan sabun saja dari 10 kontainer yang dilepas (Prisiden Indonesia) Jokowi pada Desember lalu,” kata Hadis. “Kami bawa amanah besar dari rakyat Indonesia, kami kumpulkan receh demi receh dari masyarakat Indonesia untuk diberikan kepada pengungsi Rohingya. Apa yang akan kami jawab kalau rakyat Indonesia yang sudah menyumbangkan uangnya bertanya kepada kami, apakah sudah kamu pastikan bantuan itu benar-benar sampai?”
Oleh karena itu ia berharap, pemerintah Indonesia dapat memainkan perannya untuk bisa menghubungi pemerintah Bangladesh agar mengizinkan seluruh relawan, terutama relawan Indonesia untuk bisa masuk dan menyaksikan penyerahan bantuan secara langsung. (L/ISM/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)