Jakarta, MINA – Ketua tim relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), dr Dany K Ramadhan menyampaikan hal-hal yang menjadi kebutuhan mendesak agar RS Indonesia di Gaza bisa beroperasi secara normal.
“Yang utama adalah sumber energi, yaitu listrik. Generator dan solar panel di RS Indoensia rusak, jadi harus segera diperbaiki,” katanya dalam teleconference bersama para wartawan di Jakarta, Senin (12/8).
Secara umum, dr Dany K Ramadhan membagi kerusakan yang harus diperbaiki di RS Indonesia ada dua hal, pertama kerusakan bangunan dan kerusakan sarananya.
Untuk kerusakan bangunan, meliputi rusaknya jalan menuju rumah sakit karena dibuldoser. Kerusakan bangunan RS terutama di lantai 2 dan 3 akibat terbakar dan terkena hantaman roket. Kerusakan lainnya yaitu di beberapa ruangan yang atapnya runtuh.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
Sementara kerusakan sarana adalah rusaknya beberapa alat medis di RS tersebut. Listrik yang sangat minim dan kerusakan panel surya yang selama ini menjadi andalan sumber energi selama agresi.
“Untuk panel surya, saat ini yang 20 persen saja yang berfungsi. Sisanya rusak dan perlu segera di perbaiki,” ungkapnya.
Para pekerja di RS Indonesia hampir semua tidak digaji. Namun mereka tetap setia mengabdi untuk melayani masyarakat.
“Karena tidak ada angkutan umum, para relawan berjalan kaki menuju RS, meskipun mereka harus menempuh jarak hingga 5 km datang dan pulang setiap harinya.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
“Kemaren kami melakukan operasi walaupun listrik mati. Kami memakai senter dari telepon seluler untuk meneranginya,”kenang dr Dani.
MER-C merupakan satu-satunya lembaga medis dari Indonesia yang berhasil mengirimkan relawannya ke Gaza. Mereka bekerja sama dengan WHO. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda