Washington, 15 Syawwal 1435/11 Agustus 2014 (MINA) – Amerika Serikat (AS) memutuskan merelokasi sebagian stafnya dari konsulat negara itu di Erbi, Irak Utara, wilayah yang terus diserang oleh militan Negara Islam (IS).
Staf itu akan dipindahkan ke konsulat AS di Basra dan ke unit pendukung Irak yang berbasis di Amman, ibukota Yordania.
“Sementara masalah keamanan tetap sangat serius di Irak, langkah terbatas hari ini adalah keluar dengan hati-hati dari salah satu ancaman,” kata Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, dalam pernyataan pers, Ahad malam (10/8), yang dikutip oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Namun, katanya, sebagian besar staf akan tetap di konsulat Erbil, dan konsulat akan tetap terbuka untuk terlibat sehari-hari dengan warga Irak dan pemimpin terpilihnya, sebab adanya konsulat AS dianggap memperkuat proses konstitusional Irak.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Keputusan relokasi sebagian staf konsulat ini diambil Pemerintah AS setelah serangan udara AS tiga hari berturut-turut dengan target pada posisi mortir, kendaraan lapis baja dan pengangkut personil milik militan Negara Islam yang sebelumnya dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Levant (ISIL).
Pada hari Sabtu, Presiden Obama memperingatkan, akan makan waktu untuk membantu menstabilkan Irak dalam menghadapi pemberontakan Negara Islam.
Kelompok-kelompok bersenjata terkait dengan Negara Islam Irak menguasai Sinjar dan Rabia di provinsi Nineveh pekan lalu setelah terjadi bentrokan intens, memaksa ribuan warga Irak termasuk etnis Turkmen, Arab dan Yazidis melarikan diri.
Kekerasan di Irak meningkat pada awal Juni setelah koalisi kelompok-kelompok bersenjata terkait dengan kelompok militan menguasai sebagian besar wilayah provinsi wilayah mayoritas Sunni di negara itu.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Konflik antara tentara dan militan memasuki tahap baru pada bulan Juli ketika gerilyawan merebut sejumlah kota utama dan kota-kota Irak.
Tentara Irak telah mengadakan operasi militer terhadap gerilyawan pimpinan IS.
Lebih dari satu juta warga sipil terpaksa mengungsi selama bentrokan berlangsung di utara dan barat negara itu. (T/P09/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel
http://aa.com.tr/en/news/371716–us-relocates-staff-from-erbil-amid-tumult