Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Responsif

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 23 detik yang lalu

23 detik yang lalu

0 Views

Responsif adalah sikap bertanggung jawab. (foto: ig)

Responsif adalah kemampuan untuk merespons atau menanggapi secara cepat dan tepat terhadap situasi atau stimulus tertentu. Dalam perspektif ilmiah, responsif dikaitkan dengan reaksi yang tepat berdasarkan analisis data dan kondisi yang dihadapi. Dalam konteks syari, responsif juga melibatkan kepekaan terhadap perintah Allah dan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, di mana seorang Muslim diharapkan untuk segera menanggapi panggilan kebaikan dan menjauhi kemungkaran.

Al-Qur’an mengajarkan pentingnya responsif terhadap panggilan kebaikan dan petunjuk Allah. Salah satu ayat yang menegaskan hal ini adalah dalam Surah Al-Anfal ayat 24, di mana Allah Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kalian.” Ayat ini menekankan betapa pentingnya responsif terhadap ajakan yang membawa pada kebaikan dan kehidupan yang bermakna.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menekankan pentingnya responsif dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda, “Barang siapa yang menyeru kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” Hadis ini menunjukkan bahwa responsif terhadap kebaikan tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain yang terinspirasi oleh tindakan tersebut.

Dalam kehidupan pribadi, responsif dapat diartikan sebagai kepekaan dan kesiapan untuk menanggapi kebutuhan diri sendiri dan orang lain. Misalnya, ketika seseorang dihadapkan pada masalah kesehatan, responsif dalam mencari perawatan yang tepat dan mengikuti saran medis sangat penting. Dalam konteks syari, seseorang juga harus responsif terhadap kondisi spiritualnya, segera memperbaiki diri ketika menyadari adanya kekurangan dalam ibadah atau perilaku.

Baca Juga: Wamenkeu Ungkap Peran Strategis Keuangan Islam Hadapi Tantangan Ekonomi

Dalam dunia pendidikan, responsif sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang adaptif dan mendukung. Guru yang responsif terhadap kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh siswa akan mampu memberikan bimbingan yang tepat dan membantu siswa mencapai potensi mereka. Ini sejalan dengan ajaran Islam yang mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadilah ayat 11, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

Kehidupan sosial menuntut sikap responsif terhadap dinamika yang terjadi di masyarakat. Seorang Muslim yang responsif akan peka terhadap masalah sosial dan berupaya untuk memberikan kontribusi positif. Misalnya, ketika melihat ketidakadilan atau penderitaan, mereka diharapkan untuk segera bertindak membantu atau setidaknya mengadvokasi perbaikan. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang memerintahkan untuk saling menolong dalam kebajikan dan takwa (QS. Al-Ma’idah: 2).

Dalam konteks organisasi, responsif berarti kemampuan untuk menanggapi perubahan lingkungan, kebutuhan pasar, atau tantangan internal dengan cepat dan efektif. Organisasi yang responsif cenderung lebih berhasil karena mereka mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan. Prinsip ini juga diterapkan dalam organisasi Islam, di mana para pemimpin dan anggotanya diharapkan untuk responsif terhadap tuntutan syari dan kebutuhan umat.

Dalam keluarga, responsif adalah sikap tanggap terhadap kebutuhan emosional dan fisik anggota keluarga. Orang tua yang responsif terhadap anak-anak mereka akan lebih mampu membimbing dan mendidik anak-anak dengan penuh kasih sayang, sebagaimana diajarkan dalam Islam. Rasulullah SAW sendiri menunjukkan teladan sebagai orang tua yang responsif, selalu peduli terhadap kebutuhan dan perasaan anak-anaknya.

Baca Juga: Menkeu Ungkap Relevansi Nilai-Nilai Islam dalam Pengelolaan Keuangan Negara

Keputusan yang diambil secara responsif, berdasarkan informasi yang akurat dan analisis yang tepat, akan menghasilkan hasil yang lebih baik. Dalam Islam, proses pengambilan keputusan juga harus melibatkan istikharah, berdoa memohon petunjuk dari Allah, dan berkonsultasi dengan orang-orang yang berilmu. Ini menunjukkan pentingnya menggabungkan responsif dengan hikmah dan kebijaksanaan.

Umat Islam diharapkan untuk responsif terhadap perubahan zaman dengan tetap menjaga nilai-nilai Islam. Ini berarti mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, tetapi tetap berpegang pada prinsip-prinsip syari. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kemajuan yang dicapai tidak mengorbankan nilai-nilai keimanan dan moralitas.

Dalam Islam, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi dan segala isinya. Responsif terhadap isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim, polusi, dan kerusakan alam adalah bagian dari menjalankan amanah ini. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. (QS. Ar-Rum: 41). Sikap responsif terhadap lingkungan mencerminkan ketaatan kita dalam menjaga ciptaan Allah.

Seorang pemimpin yang responsif adalah pemimpin yang peka terhadap kebutuhan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya. Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah yang harus dijalankan dengan adil dan penuh tanggung jawab. Khalifah Umar bin Khattab adalah contoh pemimpin yang sangat responsif terhadap kebutuhan rakyatnya, bahkan seringkali turun langsung untuk melihat kondisi mereka.

Baca Juga: Pentingnya Evaluasi

Dalam ibadah, responsif berarti segera melaksanakan perintah Allah tanpa menunda-nunda. Misalnya, ketika mendengar panggilan azan, seorang Muslim yang responsif akan segera bersiap untuk melaksanakan salat. Ini mencerminkan kepatuhan dan kecintaan kepada Allah, sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 186, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.”

Dalam dakwah, responsif berarti peka terhadap peluang untuk menyampaikan kebenaran dan membimbing orang lain menuju jalan yang benar. Seorang dai yang responsif akan mencari cara yang paling efektif untuk menyampaikan pesan Islam sesuai dengan konteks dan kondisi masyarakat yang dihadapi. Ini sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang selalu mencari cara terbaik untuk menyampaikan dakwah.

Responsif adalah sikap yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi. Sikap ini mencerminkan kepekaan, kesiapan, dan kepatuhan terhadap perintah Allah serta tuntutan kehidupan. Dengan menjadi responsif, seorang Muslim tidak hanya menjalankan peranannya sebagai khalifah di bumi, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai keberkahan dalam hidup.[]

Mir’aj News Agency (MINA)

Baca Juga: Disiplin

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur