New York, 25 Dzulhijjah 1437/27 September 2016 (MINA) – Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Moallem menyatakan bahwa rezim saat ini bersedia ambil bagian dalam pemerintah bersatu yang menggabungkan unsur-unsur dari oposisi.
Berbicara kepada stasiun TV pro-pemerintah, Al-Mayadeen, pada Senin (26/9) dari New York, Moallem juga mengklaim bahwa gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) dan Rusia masih layak diperjuangkan. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Pernyataan itu muncul di saat pasukan udara Suriah yang didukung jet tempur Rusia melakukan bombardir besar-besaran di wilayah kota Aleppo yang dikuasai oleh oposisi, tempat sekitar 300.000 warga terjebak dalam pengepungan rezim.
Di masa lalu, pemerintah Suriah telah menolak wacana pemerintah bersatu dengan oposisi.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Terhitung sejak Kamis (22/9) pekan lalu, sudah lebih dari 280 orang tewas dan setidaknya 400 orang terluka oleh serangan udara besar-besaran itu, setelah gencatan senjata berakhir.
Namun, Menteri Luar Negeri AS John Kerry cepat menanggapi pernyataan Moallem dengan mengatakan bahwa pandangan rezim Suriah tidak bermanfaat untuk saat ini, karena di saat yang sama pemerintah sedang membombardir Aleppo. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza