Dublin, MINA – Ribuan demonstran pro-Palestina mengadakan unjuk rasa di Belfast, Irlandia Utara pada Sabtu (6/9) dengan menyerukan boikot terhadap produk Zionis Israel.
Para pengunjuk rasa berbaris di pusat kota, dan meneriakkan yel-yel di luar Starbucks, Barclays, perusahaan asuransi Axa, dan Hotel Leonardo.
Perusahaan-perusahaan tersebut dituduh terlibat dalam genosida terhadap warga Palestina di Gaza karena memiliki hubungan bisnis dengan Israel, seperti dikutip dari Arab News.
Di akhir pawai, di luar kantor BBC Irlandia Utara, para demonstran menyerukan kepada masyarakat untuk memboikot produk-produk Zionis Israel, termasuk produk-produk dari raksasa farmasi Teva, mulai 18 September.
Baca Juga: Inggris Tolak Beri Perlindungan Bagi Warganya yang Ikut Global Sumud Flotila
Protes juga diadakan di seluruh Irlandia, termasuk di ibu kota, Dublin, dan Cork, Galway, Limerick, Waterford, Carlow, dan Navan.
Di Dublin, para peserta demonstrasi berbaris dari Kedutaan Besar AS ke Departemen Luar Negeri.
Protes tersebut diorganisir oleh Kampanye Solidaritas Irlandia-Palestina, yang telah memimpin upaya memboikot produk Israel di negara tersebut.
Rossa Coyle dari IPSC, berbicara di Belfast, mendesak masyarakat untuk memboikot Caterpillar, produsen peralatan yang telah menyediakan ekskavator untuk militer Israel yang digunakan di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, dan Teva.
Baca Juga: Lebih dari 300.000 Hadiri Aksi Global untuk Gaza di London
“Tanyakan pada dokter umum Anda, minta apoteker Anda untuk menandai catatan Anda tidak ada produk Teva,” katanya.
Penyelenggara berharap untuk mempopulerkan boikot tiga hari terhadap barang-barang Israel mulai 18 September.
Patricia McKeown dari Serikat Buruh Friends of Palestine mengatakan bahwa kelompok pro-Palestina di seluruh Irlandia menggandakan upaya mereka.
Serikat Buruh Sahabat Palestina di seluruh Irlandia dan Kongres Serikat Buruh Irlandia telah mengadakan pertemuan darurat dengan BDS (kelompok advokasi Boikot, Divestasi, Sanksi), beserta koordinator Eropanya, untuk membahas seruan aksi apa yang kami buat guna mengintensifkan apa yang sudah dilakukan di lapangan,” ujarnya.
Baca Juga: Ekspor Senjata Prancis ke Israel Capai Rekor Tertinggi pada 2024
“Ada pekerja di seluruh pulau yang menolak menangani produk, barang, dan jasa Israel.
“Mulai 18 September, sejak hari itu dan seterusnya, kami ingin para pekerja menolak menangani barang atau jasa Israel apa pun yang mereka gunakan, di tempat mana pun mereka bekerja,” lanjutnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Resmi Ganti Nama Kementerian Pertahanan AS Jadi Departemen Perang