Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan Massa Aksi Bela Palestina Serukan Hentikan Genosida di Gaza, Jangan Ada Nakba Lagi!

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - 1 menit yang lalu

1 menit yang lalu

0 Views

Komite Pengarah ARI-BP, Prof. K.H. M. Din Syamsuddin memimpin aksi bela Palestina dihadiri sebanyak 19.480 warga dari Jabodetabek yang memadati kawasan Patung Kuda Jakarta, Ahad (18/5/2025).(Foto: Humas ARI-BP)

Jakarta, MINA – Hampir 20 ribu warga Indonesia berkumpul di jantung ibu kota Jakarta, Ahad (18/5), menyerukan diakhirinya kekerasan di Gaza dan menolak terulangnya tragedi Nakba.

Aksi damai dihadiri sebanyak 19.480 warga dari Jabodetabek yang memadati kawasan Patung Kuda itu bertajuk “Genosida Belum Berhenti, Jangan Ada Nakba Lagi,” bertepatan dengan peringatan 77 tahun Hari Nakba, saat lebih dari 800.000 warga Palestina diusir dari tanah air mereka pada 15 Mei 1948.

Dengan membawa boneka bayi berlumuran warna merah, serta poster bertuliskan protes terhadap Israel dan Amerika Serikat, massa mengecam kekerasan brutal yang masih berlangsung di Jalur Gaza. Poster-poster tersebut bertuliskan pesan-pesan protes keras: “Kecam Amerika: Pendana Genosida!”, “Normalisasi Israel = Pengkhianatan!”, “Israel Bukan Negara, Tapi Proyek Penjajahan!”, “Nakba Belum Usai!”, dan “Palestina Melawan, Dunia Bergerak!”

Aksi tersebut bukan sekadar refleksi sejarah. Bagi banyak peserta aksi damai, Nakba bukan hanya masa lalu, tapi kenyataan yang terus terjadi hari ini, menyusul agresi genosida penjajah ZIonis Israel selama berbulan-bulan di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 35.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Mendekati Puncak Haji, Jamaah Haji Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem

“Genosida hari ini adalah jelmaan modern dari Nakba 1948. Dunia tak boleh lagi diam,”  tegas Prof. Dr. H. Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua Bidang Hubungan Internasional Majelis Ulama Indonesia.

Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP), penyelenggara aksi, menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 15 Mei sebagai Hari Tragedi Kemanusiaan Internasional, disertai tindakan hukum nyata untuk mengadili para pelaku kejahatan perang, termasuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Solidaritas dari Selatan Global

Dukungan terhadap Palestina telah lama menjadi bagian dari politik luar negeri Indonesia, negara demokrasi Muslim terbesar di dunia. Dalam aksi tersebut, peserta juga menyambut baik pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang mendukung kemerdekaan Palestina.

Namun, menurut Komite Pengarah ARI-BP, Prof. K.H. Din Syamsuddin, mantan Ketua Umum Muhammadiyah, retorika harus dibarengi aksi nyata.

Baca Juga: Warisan Peradaban Haji Aceh: dari Ulee Lheue ke Tanah Suci, Semangat Mengalir Abadi

“Evakuasi warga Gaza bukan solusi berkelanjutan. Yang dibutuhkan adalah keberanian memimpin rekonstruksi Gaza, dengan membangun kembali rumah sakit, mengirim tenaga medis militer, menunjukkan keberpihakan kita kepada yang tertindas,” katanya.

Ia juga menyindir lambannya respons dunia terhadap keputusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang menyerukan penangkapan Netanyahu. “Hukum internasional hanya punya arti jika ada keberanian moral di baliknya,” tegas Din.

Boikot, Bukan Diam

Aksi damai di Jakarta juga menandai meningkatnya gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel di Indonesia.

ARI-BP menegaskan dukungan terhadap fatwa Majelis Ulama Indonesia yang menyerukan boikot total, dan mendorong masyarakat serta pemerintah untuk menjalankannya dengan konsisten.

Baca Juga: GMNI Kalbar Jelaskan Makna Pembelaan Terhadap Palestina di Peringatan Hari Nakba

“Boikot adalah bentuk protes damai dan strategis. Ini bukan sekadar tekanan ekonomi, tapi pernyataan moral,” ujar Din.

Dengan semangat perjuangan yang kuat, Din menutup orasinya dengan ayat yang sering dikutip para aktivis solidaritas Palestina: Nasrun minallah wa fathun qariib, Pertolongan dari Allah dan kemenangan itu dekat.

“Jangan lelah. Jangan berhenti. Perjuangan ini belum selesai. Tapi yakinlah, kita tidak sendirian. Dunia bergerak,” pungkasnya

Refleksi, dan Peringatan Global

Indonesia, yang pernah mengalami penjajahan selama tiga abad, memandang Palestina bukan sekadar isu luar negeri. Bagi banyak warga, ini adalah panggilan sejarah dan kemanusiaan.

Baca Juga: Syariat Al-Jamaah Sejak Nabi Nuh: Mengapa Sebagian Orang Menolak?

“Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Kita berutang solidaritas,” tegas Din.

Aksi di Jakarta hanyalah satu dari puluhan aksi serupa yang digelar di berbagai kota di Indonesia. Pesan mereka sama, jangan biarkan Gaza menjadi kuburan massal yang didiamkan. Saatnya dunia bersatu melawan kejahatan kemanusiaan ini.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Seruan Kemanusiaan dari Monas Jakarta, Hentikan Genosida di Gaza

Rekomendasi untuk Anda