Aden, MINA – Otoritas Yaman telah menangkap sekitar 3.000 migran gelap, sebagian besar warga Ethiopia, Afrika, di selatan negara itu.
“Migrasi telah menciptakan situasi kemanusiaan yang akut,” kata badan migrasi PBB IOM pada Jumat (26/4), laporan Reuters.
“IOM sangat prihatin dengan kondisi di mana para migran ditahan dan terlibat dengan pihak berwenang untuk memastikan akses ke mereka,” pernyataan IOM, seperti disebutkan MEMO.
Para migran ditahan di stadion sepak bola terbuka dan di sebuah kamp militer, ujar sebuah pernyataan.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Penahanan dimulai pada Ahad pekan lalu di kota Aden dan provinsi tetangga Lahj, di bawah kendali pemerintah yang diakui secara internasional dengan dukungan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Sementara, kelompok bersenjata Houthi mengendalikan Sanaa, ibukota, dan pusat kota besar lainnya.
Kedua pihak berada di bawah tekanan diplomatik internasional untuk mengimplementasikan kesepakatan gencatan senjata yang disponsori PBB tahun lalu di Swedia .
Semua pihak juga diminta mempersiapkan dialog politik yang lebih luas guna mengakhiri perang empat tahun.
Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan
Ribuan migran tiba di Yaman setiap tahun, sebagian besar dari Tanduk Afrika, didorong oleh kekeringan dan pengangguran di negaranya dan terpikat oleh upah yang tersedia di Teluk. (T/RS2/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)