Ribuan Orang Serukan Reformasi Monarki Pemerintahan di Bangkok

Massa demonstrasi di Bangkok. (Foto: Al Jazeera)

, MINA – Ribuan orang melakukan aksi unjuk rasa turun ke jalan-jalan di Bangkok, menyerukan reformasi pada monarki dan pemerintahan militer.

Aksi yang digelar pada Ahad (31/10) itu menjadi salah satu protes terbesar dalam beberapa bulan terakhir, meskipun sempat terganggu hujan, Al Jazeera melaporkan.

Salah satu tema utama hari Ahad (31/10) ini yaitu menyerukan pencabutan Bagian 112, sebuah undang-undang kejam yang mengkriminalisasi kritik terhadap raja.

Meskipun dulunya tabu untuk menyerukan reformasi monarki, pengunjuk rasa muda menjadi semakin berani dalam tuntutan mereka.

Pada protes tersebut, seorang pria berkostum ‘Squid Game‘ membuntuti jalan sambil memegang papan bertuliskan: “Abolish 112. Hapuskan rasa takut. Hapuskan ketidakpedulian. Hapuskan keputusasaan.”

Amnesty International, sebuah pengawas hak asasi global, berada di lapangan mengumpulkan tanda tangan untuk sebuah petisi, mereka menuntut pembebasan aktivis terkemuka yang telah ditangkap dan didakwa di bawah hukum.

Demonstrasi skala kecil telah menjadi aksi konstan, terutama di lingkungan Din Daeng Bangkok, beberapa di antaranya telah menyebabkan bentrokan dengan polisi.

Pada salah satu protes inilah seorang remaja laki-laki ditembak di kepala pada bulan Agustus, membuatnya koma selama dua bulan sebelum dia akhirnya meninggal minggu lalu.

“Kami tidak dapat melihat masa depan kami jika kami tetap berada di bawah rezim kediktatoran dan monarki,” kata seorang pengunjuk rasa berusia 20 tahun, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Jib.

“Kami ingin memiliki suara, kami ingin pemerintah bekerja untuk kami, bukan raja… Kami ingin manusia setara,” imbuhnya. (T/R6/B04)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Zaenal Muttaqin

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.