Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan Orang Serukan Reformasi Monarki Pemerintahan di Bangkok

siti aisyah - Senin, 1 November 2021 - 07:03 WIB

Senin, 1 November 2021 - 07:03 WIB

2 Views ㅤ

Bangkok, MINA – Ribuan orang melakukan aksi unjuk rasa turun ke jalan-jalan di Bangkok, menyerukan reformasi pada monarki Thailand dan pemerintahan militer.

Aksi yang digelar pada Ahad (31/10) itu menjadi salah satu protes terbesar dalam beberapa bulan terakhir, meskipun sempat terganggu hujan, Al Jazeera melaporkan.

Salah satu tema utama demonstrasi hari Ahad (31/10) ini yaitu menyerukan pencabutan Bagian 112, sebuah undang-undang kejam yang mengkriminalisasi kritik terhadap raja.

Meskipun dulunya tabu untuk menyerukan reformasi monarki, pengunjuk rasa muda menjadi semakin berani dalam tuntutan mereka.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan

Pada protes tersebut, seorang pria berkostum ‘Squid Game‘ membuntuti jalan sambil memegang papan bertuliskan: “Abolish 112. Hapuskan rasa takut. Hapuskan ketidakpedulian. Hapuskan keputusasaan.”

Amnesty International, sebuah pengawas hak asasi global, berada di lapangan mengumpulkan tanda tangan untuk sebuah petisi, mereka menuntut pembebasan aktivis terkemuka yang telah ditangkap dan didakwa di bawah hukum.

Demonstrasi skala kecil telah menjadi aksi konstan, terutama di lingkungan Din Daeng Bangkok, beberapa di antaranya telah menyebabkan bentrokan dengan polisi.

Pada salah satu protes inilah seorang remaja laki-laki ditembak di kepala pada bulan Agustus, membuatnya koma selama dua bulan sebelum dia akhirnya meninggal minggu lalu.

Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar

“Kami tidak dapat melihat masa depan kami jika kami tetap berada di bawah rezim kediktatoran dan monarki,” kata seorang pengunjuk rasa berusia 20 tahun, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Jib.

“Kami ingin memiliki suara, kami ingin pemerintah bekerja untuk kami, bukan raja… Kami ingin manusia setara,” imbuhnya. (T/R6/B04)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Palestina
Palestina
Dunia Islam
Dunia Islam