Gaza, MINA – Ribuan tenda di kamp pengungsian di berbagai wilayah Jalur Gaza terendam banjir akibat hujan lebat pada Senin (30/12) malam hingga Selasa (31/12) dini, yang memperburuk penderitaan keluarga yang hidup dalam kondisi tragis akibat serangan genosida penjajah Zionis Israel yang terus berlanjut.
Para pengungsi melaporkan kepada Kantor Berita WAFA, tenda-tenda mereka tertiup angin kencang yang melanda Jalur Gaza selama dua hari terakhir, memaksa mereka menghadapi dingin yang menusuk tanpa perlindungan apa pun.
Para pengungsi, terutama di wilayah Deir al-Balah dan Mawasi Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, menghabiskan malam yang keras di dalam tenda-tenda mereka, yang tertelan air hujan dan tertiup angin.
Cuaca dingin ini terjadi pada saat sumber-sumber medis mengumumkan kematian seorang bayi di Jalur Gaza akibat cuaca dingin dan suhu rendah, menjadi orang ketujuh yang meninggal akibat kedinginan dan kurangnya pemanas dalam waktu kurang dari sepekan.
Baca Juga: Lazzarini: Sekitar 258 Staf UNRWA Tewas di Gaza Sejak Dimulainya Agresi Israel
Tim penyelamat menerima ratusan panggilan darurat dari para pengungsi untuk menyelamatkan mereka dan anak-anak mereka, yang tenda dan rumah mereka telah hancur terendam air hujan.
Mereka menyatakan, hanya dapat mengevakuasi para pengungsi dari tempat penampungan mereka yang rusak ke tempat lain yang sebagian besar tidak layak untuk berlindung, dan para pengungsi tetap berada di tempat terbuka di bawah hujan dan dingin yang menusuk.
Kondisi kemanusiaan yang mengerikan telah memaksa sekitar 2 juta orang pengungsi sejak 7 Oktober 2023, untuk tinggal di tenda-tenda bobrok yang tidak memiliki persyaratan minimum untuk kehidupan yang layak dan tidak melindungi dari dinginnya musim dingin setelah pasukan penjajah Zionis Israel menghancurkan rumah-rumah mereka.[]
Baca Juga: Pemerintah Palestina Peringatkan Meluasnya Bencana Kelaparan di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)