Meskipun ada retorika negatif yang diciptakan untuk memburuk-burukan agama Islam, tapi nyatanya agama ini bertumbuh paling pesat di Amerika Serikat, dan telah memberikan kontribusi besar bagi negara itu, termasuk dalam militer.
ABC News, mewartakan, terdapat 5.896 Muslim yang diidentifikasi bertugas di militer pada 2015, hal itu menurut laporan Departemen Pertahanan AS. Dengan rincian, Angkatan Darat berjumlah 3.350, Angkatan Laut 1.036, Angkatan Udara 765 dan Korps Marinir berjumlah 545 orang.
Sementara total anggota militer aktif Amerika Serikat per 28 Februari 2019, dilansir Wikipedia adalah 1.359.685 prajurit, dengan tambahan 799.845 orang di tujuh komponen cadangan.
Melihat dari data jumlah tersebut, tidak semua anggota prajurit melaporkan keyakinan mereka. Di tahun 2015 saja terdapat 400.000 anggota yang belum melaporkan keyakinan mereka. Jadi, jumlah total Muslim saat ini yang bertugas di militer AS kemungkinan lebih tinggi.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Hal tersebut dapat dilihat dari data dan perkembangan Agama Islam di AS khususnya dan dunia secara umumnya.
Militer AS mempersilakan personelnya untuk melaporkan kepercayaan yang mereka anut. Bahkan menuliskannya dalam kalung pengenal yang biasa dikenakan oleh seorang prajurit ketika ditugaskan ke medan perang.
Alasannya adalah untuk memudahkan pihak militer melakukan pemakaman apabila yang bersangkutan tewas, sesuai kepercayaan yang dianut prajurit tersebut.
Seorang mantan tentara AS, Daud Salam memutuskan pindah agama menjadi Islam di tahun 1975, saat itu umurnya baru 18 tahun. Ia pensiun dari Angkatan Darat AS pada tahun 2002.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
“Jika Anda prajurit di Angkatan Darat AS dan Anda muslim, Anda tidak perlu malu dan Anda tidak punya alasan untuk menyembunyikan keyakinan anda itu,” ujar Daud dalam sebuah video yang diunggah di youtube.
Sementara ketika Donald Trump mengatakan pada musim gugur lalu bahwa ia akan mempertimbangkan untuk membuat Muslim di Amerika Serikat membawa kartu identitas khusus, Tayyib Rashid merogoh dompetnya dan mengeluarkan ID militernya, kemudian memposting gambarnya secara online. Ia menuliskan;
“Hei @realDonaldTrump, aku seorang Muslim Amerika dan aku sudah membawa lencana ID khusus. Di mana punyamu?” tulisnya dalam unggahan di media.
Menarik pula kisah Michael Barnes yang kini telah berganti nama menjadi Khallid Shabazz. Ia lahir di Alexandria, Louisiana, 49 tahun yang lalu. Sama sekali tidak pernah terbersit dalam benaknya akan memeluk Islam dan menjadi pembimbing agama Islam di kemiliteran Amerika Serikat, seperti dirinya saat ini,.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
“Saya tidak hanya ingin membantu Muslim, tidak hanya ingin membantu Kristiani, saya ingin membantu semua orang yang tertekan,” katanya.
Tidak jarang, tentara yang dibimbingnya kemudian masuk Islam.
Secara keseluruhan, katanya, Angkatan Darat telah meningkatkan inklusivitas budaya Islam. Kebebasan beragama memungkinkan Tentara Muslim menunaikan ibadah sholat Jumat,
“Bahkan saat ini tentara muslimah diberi pilihan untuk mengenakan jilbab dan laki-laki untuk memiliki jenggot,” paparnya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Berdasarkan survei dan penelitian demografis oleh Pew Research Center dan berbagai sumber, ditaksir ada 3,45 juta Muslim yang tinggal di Amerika. Amandemen pertama konstitusi Amerika sendiri, menjamin kebebasan beragama bagi setiap warga Amerika.
Walaupun kebebasan beragama dijamin Konstitusi Amerika Serikat, toleransi masih menjadi tantangan besar di negara tersebut. (A/Ais/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?