Aden, MINA – Ribuan warga Yaman berjalan melalui kota Aden, Kamis (15/8), menuntut kemerdekaan baru bagi selatan, setelah pejuang separatis mengusir pasukan serikat buruh dari kota itu dalam pertempuran mematikan pekan lalu.
Para demonstran berunjuk rasa di distrik Khormaksar di jantung kota pelabuhan tersebut, mengibarkan bendera selatan dan spanduk yang menyatakan kesetiaan kepada Dewan Transisi Selatan (STC), salah satu kelompok separatis. Demikian Nahar Net melaporkan.
Penyelenggara demonstrasi mengatakan, banyak dari demonstran telah melakukan perjalanan ke kota itu dari provinsi selatan yang terdekat untuk menambah suara mereka pada seruan pemisahan diri.
Yaman Selatan adalah negara merdeka hingga bergabung dengan utara pada tahun 1990. Upaya pemisahan diri bersenjata empat tahun kemudian berakhir dengan pendudukan oleh pasukan utara, yang memicu kebencian yang bertahan hingga hari ini.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pasukan separatis yang dilatih dan dipersenjatai oleh Uni Emirat Arab merebut istana kepresidenan di Aden pada Sabtu (10/8) setelah bentrokan berhari-hari dengan saingannya, pasukan serikat pekerja yang loyal kepada pemerintah Presiden Abd-rabbo Mansour Hadi.
Bentrokan itu menewaskan sedikitnya 40 orang dan 260 lainnya luka-luka, menurut PBB.
Pemerintah Hadi pada Rabu (14/8) mengesampingkan pembicaraan dengan separatis sampai mereka menarik diri dari posisi yang mereka rebut pekan lalu.
Arab Saudi, yang telah memimpin intervensi militer yang panjang dalam nendukung Presiden Hadi dan melawan pemberontak Houthi dari utara, juga meminta separatis STC mundur untuk membersihkan jalan bagi dialog.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Tetapi sebuah petisi yang ditandatangani oleh organisasi masyarakat sipil selatan dan serikat pekerja meminta koalisi yang dipimpin Saudi untuk menyerahkan administrasi selatan kepada STC.
Petisi itu mendesak pemimpin STC Aidarus Al-Zubaidi untuk mendeklarasikan kemerdekaan dan meminta pengakuan internasional untuk negara yang memisahkan diri itu. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata