Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ribuan Warga Yaman Peringati Tiga Tahun Houthi Berkuasa

Rudi Hendrik - Jumat, 22 September 2017 - 19:40 WIB

Jumat, 22 September 2017 - 19:40 WIB

427 Views

Ribuan pendukung pemberontak Houthi memperingati tiga tahun berkuasa di Sanaa. (Foto: CodeCarvings Piczard/ FREE Community)

HOUTHI.jpg" alt="" width="558" height="355" /> Ribuan pendukung pemberontak Houthi memperingati tiga tahun berkuasa di Sanaa. (Foto: CodeCarvings Piczard/ FREE Community)

Sanaa, MINA – Ribuan pendukung pemberontak Houthi Yaman dan sekutunya berkumpul di Sanaa pada Kamis (21/9), memperingati tiga tahun sejak pengambilalihan kekuasaan di ibu kota.

Pendukung Houthi dan pasukan yang setia kepada presiden terguling Ali Abdullah Saleh berkumpul di lapangan pesawat tempur Sabaeen Square, sementara pesawat dari koalisi pimpinan Arab Saudi terbang di atas kepala mereka.

Pasukan keamanan siaga tinggi di lapangan, memeriksa kendaraan dengan ketat saat mereka memasuki ibu kota dan mendekati alun-alun.

Sejumlah tokoh berorasi di atas sebuah panggung besar, diselingi paduan suara yang semuanya laki-laki berpakaian tradisional Yaman. Mereka menyanyikan lagu kebangsaan militer.

Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi

“Dari alun-alun yang diberkati ini, kami akan membebaskan seluruh Yaman,” kata kepala pemerintah pemberontak, Abdel Aziz bin Habtoor, di depan massa. Demikian The New Arab memberitakannya yang dikutip MINA.

Pada tanggal 21 September 2014, pemberontak Houthi merebut institusi kunci, termasuk markas besar pemerintah dan lokasi militer, dengan bantuan pasukan yang setia kepada Saleh.

Pada Januari 2015, mereka memaksa Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi melarikan diri ke kota kedua Yaman, Aden, yang kemudian dinyatakan sebagai “ibu kota sementara”.

Namun, konflik tersebut meningkat pada bulan Maret tahun itu, ketika koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan sebuah intervensi militer yang bertujuan mengembalikan pemerintahan yang sah.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Pertempuran tersebut telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang menurut PBB adalah terburuk di dunia.

Tujuh juta orang terancam kelaparan. Wabah kolera telah membunuh 2.000 orang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Lebih dari 10.000 warga sipil tewas dan melukai ribuan lainnya, menurut PBB. (T/RI-1/R01)

 

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Dunia Islam
Amerika
Dunia Islam
Palestina
Timur Tengah