
Seorang tentara Myanmar di lokasi desa Rohingya yang telah dibakar. (Foto: AP/STR)
New York, MINA – Aktivis Rohingya Ro Nay San Lwin mengatakan bahwa dia pernah mendengar laporan dari orang-orang di lapangan tentang desa-desa Rohingya yang diratakan dengan buldoser.
Ro Nay mengomentari rilis gambar satelit oleh Human Rights Watch (HRW) hari Jumat (23/2) yang menunjukkan desa-desa Rohingya yang bersih dibakar dan diduga diratakan pula oleh buldoser.
“Saya telah mendengar tentang membuldoser desa sejak awal Januari,” katanya kepada Al Jazeera. “Ada banyak rumah, masjid dan sekolah Islam yang tetap utuh di Maungdaw, tapi semuanya dibongkar dan dibuldoser.”
Ia mengungkapkan bahwa petugas Rakhine yang pertama memasuki rumah milik Rohingya akan mengambil barang yang mereka inginkan, kemudian penguasa menghancurkan dan meratakannya.
Baca Juga: Korban Tewas Gempa Myanmar Meningkat Lebih dari 3.085 Orang
Sejak Agustus lebih dari 650.000 orang Rohingya telah meninggalkan Myanmar ke negara tetangga Bangladesh, tempat mereka kini tinggal di kamp-kamp di dekat perbatasan.
Mereka yang menyelamatkan diri membawa serta laporan pemerkosaan, pembunuhan, dan penghancuran rumah oleh tentara Burma (Myanmar) dan kelompok ekstremis Buddha.
PBB telah menggambarkan keadaan mereka dalam buku teksnya sebagai “genosida”.
Namun, menurut PBB masih sedikit tindakan yang telah diambil oleh masyarakat internasional untuk menghentikan operasi militer Burma tersebut.
Baca Juga: Beberapa Mahasiswa Columbia Rantai Diri di Gerbang Universitas Tuntut Pembebasan Mahmoud Khalil
Pemerintah Bangladesh dan Myanmar telah menyetujui kesepakatan untuk mengirim pulang pengungsi Rohingya.
Sebagai bagian dari kesepakatan repatriasi, pengungsi Rohingya akan ditempatkan di pusat penahanan, yang oleh aktivis Rohingya disebut “kamp konsentrasi”.
Namun, pada umumnya pengungsi Rohingya tidak mau pulang tanpa adanya jaminan keamanan dari Pemerintah Myanmar. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Hungaria Keluar dari ICC
Mi’raj News Agency (MINA)