Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roket Serang John Kerry di Kabul Afghanistan

Rudi Hendrik - Ahad, 10 April 2016 - 22:10 WIB

Ahad, 10 April 2016 - 22:10 WIB

376 Views

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry. (Foto: CNN)

Kabul, 3 Rajab 1437/10 April 2016 (MINA) – Serangan roket menyambut kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry di Kabul, ibukota Afghanistan, Sabtu (9/4)

Setidaknya tiga ledakan mengguncang pusat Kabul pada Sabtu (9/4), tak lama setelah Kerry meninggalkan Afghanistan usai kunjungan dadakannya.

Wartawan Al Jazeera Qais Azimy melaporkan dari ibukota yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), dua pejabat senior polisi Kabul menegaskan bahwa roket menghantam sebuah jalan di luar kompleks Istana Kepresidenan setelah konvoi Kerry melewatinya.

Azimy mengatakan, proyektil juga mendarat di dalam kompleks dekat tempat kedutaan besar AS dan kantor CIA berada.

Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

Tidak ada korban yang dilaporkan dan belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.

“Pengamat politik Afghanistan mengatakan bahwa itu adalah pesan dari Taliban untuk memberitahu Presiden Afghanistan (Ashraf Ghani) dan Kerry bahwa mereka tidak jauh, dan mereka dapat memulai serangan pada daerah kompleks yang paling aman,” kata Azimy.

Bulan lalu, para pejuang Taliban juga menembakkan proyektil ke kompleks parlemen Afghanistan.

Sebelumnya pada Sabtu, Kerry meminta Taliban untuk kembali terlibat dalam pembicaraan damai yang terputus hampir satu tahun lamanya.

Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis

Dia menegaskan, tidak ada perubahan dalam rencana Presiden Barack Obama terkait jumlah pasukan Amerika di Afghanistan.

Ada 9.800 pasukan AS di negeri itu dan pada tahun depan pasukan akan dikurangi menjadi 5.500 tentara.

Taliban yang digulingkan dari kekuasaan dalam invasi pimpinan AS pada 2001, telah melancarkan kampanye bersenjata untuk menggulingkan pemerintah Afghanistan dan membangun kembali kekuasaannya.

Konflik hampir 15 tahun itu telah menewaskan ribuan orang dan memperburuk perekonomian negara. (T/P001/R01)

Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Internasional
Internasional
Internasional
Internasional