Kairo, 7 Ramadhan 1436/24 Juni 2015 (MINA) – Sebanyak 14 relawan asal Indonesia dengan mudah melintasi perbatasan Rafah, Mesir-Palestina, Selasa (23/6) sore Waktu Gaza setelah melakukan aksi kemanusiaan di Gaza Utara untuk membangun Rumah Sakit Indonesia.
“Alhamdulillah, hari ini pukul 15:00 Waktu Gaza, sejumlah 14 relawan RS Indonesia-Gaza yang tergabung dalam lembaga kemanusiaan MER-C telah melewati pintu perbatasan Rafah untuk kembali ke tanah air,” tulis relawan dengan nama akun Aqsa Radio, Rabu (24/6) dini hari, merujuk nama radio yang relawan buat beberapa bulan lalu di Gaza.
Keempat belas relawan yang direkrut oleh MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) dari jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Indonesia, sudah setahun lebih bekerja di Gaza untuk menyempurnakan pembangunan RS Indonesia yang sebelumnya dibangun oleh dua tim relawan Al-Fatah lainnya.
Menurut Abu Al-Ghazi, salah satu relawan dan Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza, keputusan pulang mereka terjadi mendadak, meskipun beberapa kali rencana kepulangan para relawan sebelumnya batal karena perlintasan Rafah ditutup oleh otoritas Mesir.
Baca Juga: Israel Akui 66 Tentaranya Cedera dalam 24 Jam
“Alhamdulillah, tadi siang 14 relawan coba keluar Gaza, semua dimudahkan Allah tanpa disangka,” kata Al-Ghazi melalui pesannya selulernya kepada MINA di Jakarta.
“Perjalanan Rafah-Suez banyak cekpoint, tapi Alhamdulillah lancar. Sekitar pukul 11 malam kami tiba di Kairo,” tambahnya.
Dari Kairo, para relawan akan terbang ke Indonesia.
Pemerintah Mesir pekan ini membuka perlintasan Rafah selama tiga hari terhitung Selasa (23/6), memungkinkan warga asing bisa keluar dari Gaza.
Baca Juga: Menteri Keuangan Israel Serukan Pendudukan Penuh di Gaza Utara
Sejak awal pembangunan RS Indonesia, lembaga kemanusian bidang medis MER-C menggunakan tenaga relawan dari jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka bekerja membangun di Gaza selama satu hingga hampir lima tahun tanpa pernah pulang, selama tugasnya belum selesai.
Kilas Balik Pembangunan RS Indonesia
RS Indonesia, dibangun di wilayah Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina. Berawal dari agresi Israel pada 2008-2009 lalu, Tim Medis MER-C untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di wilayah terblokade Gaza, Palestina yang selama ini sulit untuk ditembus.
Melihat langsung situasi Gaza yang porak-porandadan banyaknya korban yang membutuhkan pertolongan medis, MER-C menilai perlunya kebutuhan akan sebuah rumah sakit yang khusus menangani korban perang.
Baca Juga: Citra Satelit Tunjukkan Penghancuran Sistematis Area Pemukiman Gaza Utara
Hal itu dibarengi dengan adanya donasi yang cukup besar dari rakyat Indonesia melalui MER-C, semakin mengukuhkan niat untuk dapat memberikan bantuan jangka panjang bagi rakyat Paletina di Gaza, dalam bentuk pembangunan sebuah rumah sakit yang dapat menangani korban-korban perang, yang kemudian diberi nama Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia).
Berbekal donasi awal yang terkumpul dari rakyat Indoensia sebesar 15 miliar rupiah, pada kesempatan yang sama bertemu dengan Menteri Kesehatan Palestina di Gaza waktu itu, dr Bassim Naim pada Jum’at, 23 Januari 2009, Tim MER-C yang dipimpin dr Joserizal Jurnalis, SpOT menginisiasi pembangunan rumah sakit traumatologi dan rehabilitasi di Gaza.
Niat ini disambut baik oleh Menkes Palestina di Gaza, dan saat pertemuan itu, langsung dibuat dan ditandatangani MoU pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Palestina.(L/P001/R05)
Baca Juga: Paus Fransiskus Serukan Penyelidikan Genosida di Jalur Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)