Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rouhani: AS Inginkan Perubahan Rezim di Iran

Bahron Ansori - Senin, 15 Oktober 2018 - 04:47 WIB

Senin, 15 Oktober 2018 - 04:47 WIB

4 Views

Teheran, MINA – Amerika Serikat (AS) sedang mencari perubahan rezim di Iran, seperti dikatakan Presiden Hassan Rouhani, Ahad (14/10).

Rouhani mengatakan, pemerintahan AS saat ini adalah negara paling bermusuhan yang dihadapi Republik Islam Iran dalam empat dekade.

Ketegangan meningkat antara Iran dan Amerika Serikat setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian multilateral program nuklir Iran pada bulan Mei.

Ia menambahkan, dalam 40 tahun terakhir belum ada tim yang lebih jahat dari tim pemerintah AS saat ini terhadap Republik Islam Iran, hal itu disampaikannya dalam pidato yang disiarkan di TV negara.

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

“Ada saat ketika ada satu orang yang memiliki permusuhan. Sisanya moderat. Sekarang, yang terburuk telah berkumpul satu sama lain,” tambahnya dalam pidato yang menandai awal tahun akademik di Universitas Teheran.

Rouhani menuduh AS menggunakan perang psikologis (psy war) dan ekonomi lalu mempertanyakan legitimasi Republik Islam Iran.

Washington memperkenalkan kembali langkah-langkah melawan perdagangan mata uang, logam, dan sektor otomotif Iran pada bulan Agustus.

Dengan pembatasan AS pada ekspor minyak Iran yang mulai berlaku bulan depan, beberapa warga Iran khawatir negara mereka sedang mengalami kemerosotan ekonomi yang mungkin terbukti lebih buruk daripada periode 2012-2015, ketika terakhir menghadapi sanksi besar.

Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia

Sementara itu, Wakil Presiden Eshaq Jahangiri mengecilkan dampak dari pembatasan yang direncanakan AS itu. Iran telah dapat menemukan mitra baru untuk membeli minyaknya meskipun beberapa negara telah menghentikan pembelian.

“Amerika pasti tidak akan dapat mengurangi ekspor minyak Iran ke titik nol,” katanya.

“Amerika berpikir Arab Saudi dapat menggantikan minyak ini. Tetapi saat ini minyak Iran telah mencapai lebih dari $ 80 dan dengan setengah ekspor sebelumnya Iran akan memiliki penghasilan yang sama seperti sebelumnya,” tegas Eshaq di situs web IRIB. (T/RS3/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Internasional
Internasional
Amerika