Jakarta, MINA – Radio Republik Indonesia (RRI) kembali menggelar diplomatic forum membahas tantangan dan peluang literasi di dunia digital di Gedung RRI, Jakarta, Rabu (20/9).
“Pemilihan tema ini didasarkan pada peran penting literasi masyarakat di tengah era digital,” ujar Kepala RRI Anhar Achmad dalam sambutannya.
Ia mengatakan, tingkat literasi masyarakat di Indonesia perlu mendapat perhatian oleh semua pihak, terlebih di tengah era keterbukaan media dan informasi saat ini.
“Saat ini masyarakat mampu mendapatkan informasi dalam waktu singkat menggunakan media gawai di tangan mereka. Hal ini memungkinkan penyebaran informasi oleh berbagai pihak tanpa adanya penyaringan,” katanya.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Hasil studi yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Bulan Maret 2016 lalu, Indonedia berada di peringkat ke 60 dari 61 negara mengenai minat baca.
“Itu baru satu. Sementara riset lainnya seperti yang dilakukan lembaga survey Nielsen misalnya, tiga dari empat atau 73 persen konsumen digital Indonesia telah menggunakan ponsel untuk mengakses internet,” katanya.
Menurut Anhar, hal ini perlu mendapat perhatian bukan hanya oleh pemerintah namun juga oleh masyarakat Indonesia.
“Minat baca yang tinggi akan mampu meningkatkan peradaban yang pada akhirnya menempatkan Indonesia sebagai bangsa yang unggul di tengah komunitas global,” ujarnya.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Forum diplomasi ini dihadiri oleh sejumlah narasumber, diplomat dan berbagai pihak terkait seperti Anggota Komisi 1 DPR RI Dave Akbarshah Fikarno, Direktur UNESCO Indonesia-Jakarta Shahbaz Khan, Duta Besar Kanada untuk Indonesia Petr McArthur, Komisioner KPI Obsatar Sinaga dan sejumlah tokoh lainnya. (L/R06/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak