Urgensi Literasi Digital bagi Pelajar Masa Depan

Oleh : , Wartawan MINA (Mi’raj News Agency)

Dalam teknologi informasi, berhubungan dengan kemampuan menggunakan teknologi informasi secara bijak untuk menciptakan interaksi positif bagi penggunanya.

Bagi sebagian kalangan, termasuk lembaga pendidikan di kota sekalipun, literasi digital masih dianggap belum perlu atau asing digunakan.

Padahal, melek digital tidak hanya mahir dalam mengakses internet secara teknis, tetapi mampu menyaring berbagai informasi yang disediakan di dunia maya.

Keterampilan literasi digital ini sangat berguna untuk menghadapi ledakan informasi kemajuan teknologi. Sebuah era yang sedang dan akan dihadapi oleh generasi muda, terutama para pelajar, pada masanya nanti.

Urgensi Literasi Digital

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, pengguna internet di Indonesia tahun 2021 telah mencapai sekitar 202 juta orang.

Jumlah tersebut menjadikan Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia setelah China, AS, dan India.

Pemakaian gadget dalam ponsel dan koneksi broadband mobile yang sangat terjangkau, mendorong pertumbuhan akses internet di hampir seluruh lapisan masyarakat.

Perkembangan dunia digital berbasis internet, memang satu sisi dapat menjadi tantangan. Namun sisi lainnya juga dipandang sebagai peluang untuk kemajuan suatu bangsa, termasuk pendidikan, jika mampu menerapkan literasi digital.

Literasi digital dalam dunia pendidikan di sini dimaksudkan adalah kemampuan seorang pelajar atau mahasiswa untuk menggunakan media digital secara etis dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan komunikasi.

Dengan literasi digital akan mendorong pencari ilmu untuk peka ketika memperoleh informasi dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan ini jika terbimbing dan terarah juga semakin penting karena akan melengkapi pelajar agar mampu berpikir dan berperilaku kritis sebagai pembelajar mandiri sepanjang hayat.

Selain itu, sensitivitas literasi digital juga akan membantu pelajar untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam rangka menganalisis dan memecahkan masalah secara kritis dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa yang memiliki budaya literasi digital yang baik akan dapat memilih dan memilah informasi yang beredar di dunia internet, yang tidak sedikit diisi dengan berita palsu (hoax), ujaran kebencian (hate speech), pornografi, kekerasan, dan penipuan dunia maya.

Secara sistematis, literasi digital di sebuah lembaga pendidikan perlu dikembangkan sebagai mekanisme pembelajaran yang terintegrasi dalam kurikulum dan dapat dihubungkan dengan sistem belajar-mengajar.

Salah satu upaya literasi digital di sebuah lembaga pendidikan adalah dengan mengadakan Perpustakaan Digital. Bukan dengan membebaskan penggunaan handphone dan internet sesuka hati mereka. Sebab anak-anak cenderung lebih ke permainan games, pertemanan media sosial yang lebih banyak ngobrol-ngobrol, atau malah menjurus ke sesuatu yang lebih dekat ke kemaksiatan dunia maya. Sebagian besar perpustakaan di lembaga pendidikan saat ini memang menghadapi masalah yang dilematis antara pentingnya digitalisasi sebagai tuntutan dan kendala biaya yang tinggi.

Padahal itu bisa dikerjakan bersama dengan adanya kerjasama antar perpustakaan dan pemakaian sumber secara bersama (resource sharing) yang dalam hal tertentu dapat menghemat dana. Namun tetap dapat memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber informasi. Dengan resource sharing diharapkan kualitas jasa perpustakaan semakin baik dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

Dalam hal ini, perpustakaan dapat menerapkan Manajemen Perpustakaan Digital (digital library management) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan akses karena berorientasi ke data digital dan jaringan internet.

Perubahan paradigma dalam sistem pendidikan dan pengajaran modern menempatkan perpustakaan digital sebagai sumberdaya informasi yang  sangat penting. Ini karena perpustakaan digital sangat memungkinkan untuk ketersediaan informasi yang diperlukan tanpa batas. Tentu itu semua harus dipandu oleh pustakawan yang profesional pula.

Tidak mudah memang, karena bentuk digital memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk digitalisasi sebuah dokumen dari bentuk cetak. Perlu beberapa tahap yaitu  proses scanning, editing, perlindungan atau keamanan, jaringan intranet  serta  memerlukan pula seperangkat komputer yang mempunyai performa atau kapasitas yang cukup tinggi.

Dalam pemakaiannya nanti yang tak kalah pentingnya adalah perlunya ketersediaan full-text database untuk memungkinkan penelusuran dengan menggunakan kata kunci (keyword) dari kata yang tersedia.

Menurut Perpustakaan Nasional RI, terdapat tiga kata kunci dalam mewujudkan perpustakaan digital di sebuah lembaga, yaitu integrasi, keterkaitan, dan kerjasama. Integrasi dan keterkaitan antara berbagai format data dalam jumlah besar dan disebarkan melalui jaringan telematika global. Kerjasama antar perpustakaan dan penyedia informasi sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas pemakai perpustakaan.

Lebih dari itu, kerjasama merupakan kebutuhan dan keharusan dalam rangka memaksimalkan pemanfaatan informasi secara bersama-sama. Sebab tak satupun perpustakaan di dunia yang mampu memenuhi kebutuhan penggunanya.

Jika ini dapat dilaksanakan, maka yang akan terlihat ada semangat dan kreativitas para pelajar datang ke perpustakaan digital, lalu ada tugas untuk merangkum atau menulis artikel ringkas, dan mencetaknya dalam print out. Hasil tulisannya dapat dipasang di majalah dinding dan diterbitkan di media online milik sekolah, dan dishare melalui media sosial.

Kebutuhan Informasi

Kemajuan teknologi modern pada akhirnya tentu mau tidak mau, langsung atau tidak langsung, akan mempengaruhi perkembangan dalam dunia pendidikan.

Saat ini kebutuhan peserta didik akan penggunaan media pembelajaran, wabil khusus literasi digital yang ditopang perpustakaan digital, dalam proses belajar akan mampu membangkitkan keinginan dan minat baru untuk belajar, membangkitkan motivasi menggali berbagai informasi serta membawa pengaruh wawasan dan psikologis pada siswa.

Selain itu juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, memfasilitasi interpretasi data, dan menyajikan data dengan cara yang menarik dan andal, serta memadatkan informasi.

Mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan tentu ingin membekali peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan, wawasan dan informasi yang diperlukan peserta didik untuk menghadapi masa depan dunia digital era mereka. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)