Basra, Irak, MINA – Rumah sakit di Basra telah dibanjiri dengan ribuan pasien yang menderita atau sakit akibat minum air tercemar dan air asin saat provinsi di Irak itu menghadapi gangguan terbaru dalam layanan dasar mereka.
Para pemimpin politik dan suku dari wilayah pusat minyak telah mengancam untuk menghalangi ekspor minyak mentah dan mengobarkan kampanye pembangkangan sipil jika pemerintah tidak bertindak untuk menyelesaikan kekurangan air minum bersih yang drastis.
Krisis air bersih menyusul kekurangan listrik pada musim panas yang memicu protes besar di bagian selatan negara itu, saat negara itu terkunci dalam kebuntuan politik yang menegangkan atas pembentukan pemerintahan. Demikian Arab News melaporkan, Selasa (29/8).
Otoritas kesehatan di Basra mengatakan mereka telah menangani lebih dari 14.000 kasus dalam dua minggu terakhir terkait dengan konsumsi air yang tidak bersih.
Baca Juga: PM Kanada Umumkan Tarif 25 Persen pada Produk AS
Kualitas air di Basra, provinsi ketiga terbesar di Irak, telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Kadar garam telah meningkat ketika jumlah air yang mengalir di sungai Tigris dan Eufrat menurun dan tingkat air laut meningkat di Shatt Al-Arab. Jalur air, yang menandai perbatasan dengan Iran, adalah pasokan utama air minum di Basra.
Direktorat Kesehatan Basra pada Senin mengatakan sebagian besar kasus yang mereka tangani telah terkonsentrasi di daerah-daerah yang dipasok dengan air dari Shatt Al-Arab.
“Ada hubungan yang jelas antara salinitas air dan peningkatan infeksi,” kata pihak berwenang.
Penduduk kinu terpaksa bergantung pada tanker air yang disediakan oleh pemasok pemerintah dan swasta, kata pejabat setempat kepada Arab News. (T/R11/P1)
Baca Juga: Trump Gertak Mesir dan Yordania, Ancam Tahan Bantuan Jika Tolak Relokasi Warga Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
/P
Baca Juga: Transparency Internasional Ungkap Dampak Korupsi bagi Perubahan Iklim