RSI-Gaza.jpg">RSI-Gaza-300x200.jpg" alt="RSI-Gaza" width="300" height="200" />Jakarta, 13 Jumadil Awwal 1435/14 Maret 2014 (MINA) – Ketua tim pembangunan rumah sakit (RS) Indonesia di Gaza, Faried Thalib mengatakan pembangunan RS Indonesia itu bukti kecintaan rakyat Indonesia untuk perjuangan rakyat Palestina.
Faried yang baru saja datang dari Gaza bersama enam relawan lainnya tiba di Jakarta, Kamis malam, pukul 23.00 WIB. Keenam relawan itu adalah Edy Wahyudi (Ketua Tim), Tata Lukita, Karidi, Rochman, Luthfi Paimin, dan M. Arsyad Ridho (semuanya berasal dari Pondok Pesantren Al Fatah, Bogor).
Faried mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah mendermakan hartanya untuk pembangunan RS Indonesia di Gaza itu. “Semua dana pembangunan RS Indonesia murni berasal dari rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, terutama golongan menengah ke bawah,” paparnya.
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
“Mudah-mudahan tahun 2014 ini RS Indonesia sudah bisa beroperasi. Mohon dukungan dan doa semua masyarakat Indonesia,” tambah Faried.
Mengenai penanganan operasional RS Indonesia, Faried mengatakan, akan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah setempat sebagai tuan rumahnya. ”Mereka yang lebih tahu sasaran dan manajemennya, kita hanya menyediakan peralatan dan gedungnya,” katanya.
Sementara itu, Edy Wahyudi dalam sambutan pelepasan relawan mengatakan, pembangunan fisik RS Indonesia sudah selesai, saat ini timnya tengah berkonsentrasi menyediakan alat kesehatannya.
Pembangunan RS Indonesia itu di motori oleh Medical Emergency Rescue Commettee (MER-C), Radio Silaturahim (RASIL), Pondok Pesantren Al Fatah Indonesia yang berpusat di Bogor, Aqsa Working Group (AWG), dan Kantor Berita Islam Internasional Mi’raj Islamic News Agency/MINA.
Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad
RS Indonesia, menjadi sejarah dan bukti nyata bahwa masyarakat Indonesia bisa mewujudkan solidaritas internasional dalam bentuk nyata. Karena itu, kaum muslim harus menyempurnakan apa yang sudah dicapai dengan melengkapi rumah sakit tersebut melalui pengadaan peralatan kesehatan mutakhir agar bisa berfungsi secara optimal untuk membantu kemanusiaan. “Ini merupakan wujud semangat ke-Islaman kita melawan kolonialisme Israel,” tambah Edy.
Sementara itu, Kepala Divisi Penggalangan Dana MER-C, Luly Larisa mengatakan, pengadaan alat kesehatan untuk RS Indonesia Gaza membutuhkan anggaran Rp 60 milyar lebih atau dua kali lipat dari biaya pembangunan gedungnya. Untuk mendapatkan anggaran sebesar itu pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk grup band Slank untuk program Gerakan Rp 50 ribu per orang.
Pembangunan fisik RS Indonesia Gaza mulai dikerjakan sejak 14 Mei 2011, dibangun di atas tanah seluas 16.261 m2, berasal dari wakaf pemerintah Palestina di Gaza. Lahan untuk RS Indonesia Gaza itu diserahkan oleh Menteri Kesehatan Palestina Baseem Naem kepada Ketua Presidium Mer-C Joserizal Jurnalis sebagai pihak pembangun pada 23 Januari 2009.
Lokasi RS Indonesia itu berada sekitar 2,5 km dari perbatasan Israel, sehingga sering dipantau oleh pesawat tempur tanpa awak (drone) AU penjajah Zionis Yahudi tersebut. Meski selalu dipantau, namun sejauh ini pembangunan RS Indonesia terus berjalan tanpa gangguan dan hambatan.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini
RS Indonesia di Jalur Gaza ini menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina, di mana seluruh dananya berasal dari masyarakat Indonesia, sebagian besar dari kalangan menengah ke bawah, dari Sabang hingga Merauke. (L/P04/P015/R2).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi