RS Indonesia di Gaza Tetap Beroperasi Meski Bahan Bakar Menipis

Rumah Sakit Indonesia di Gaza.(foto: MER-C)

Gaza, MINA – Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (), Dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan, Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza tetap beroperasi meski semakin menipis.

“Insyaallah masih cukup, walau semakin menipis bagaimanapun rumah sakit tak boleh berhenti melayani, karena kondisi sekarang keberadaan RS sangat dibutuhkan warga Gaza,” kata Dr. Sarbini saat dikonfirmasi wartawan MINA, Senin (23/10) malam.

MER-C adalah lembaga kemanusian yang berhasil membangun bangunan monumental sebagai kebanggaan bangsa Indonesia. MER-C membangun di Gaza dan Myanmar, misi pembangunan RS di daerah konflik yang notebene tingkat kesulitannya sangat besar.

Hal ini menanggapi pernyataan Direktur Rumah Sakit kepada Al-Jazeera pada Ahad (22/10) yang mengatakan bahwa RS Indonesia di Beit Lahiya di Jalur Gaza terpaksa akan menghentikan operasi jika tidak mendapatkan bahan bakar untuk menjalankan fasilitas medis.

“Kami akan menghadapi bencana jika kami tidak mendapatkan lebih banyak bahan bakar,” kata Al-Kahlout.

“Tenaga medis sudah kelelahan. Mereka telah bertugas 24 jam sehari sejak serangan Israel mulai merawat pasien yang terus berdatangan setiap menitnya,” tambah Al-Kahlout.

“Kami sangat membutuhkan pasokan medis, obat-obatan, dan bahan bakar,” tambahnya.

Menurut PBB menyatakan setidaknya nyawa 130 bayi baru lahir di inkubator rumah sakit di Gaza terancam karena bahan bakar di wilayah kantong Palestina di bawah blokade Israel yang baru. (L/R5/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.