Jakarta, MINA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara mengatakan, zaman yang mengalami disrupsi harus diantisipasi dengan baik oleh segenap stakeholder pendidikan Islam yang merupakan ekosistem kuat penangkal hoaks.
“Zaman telah berubah, semua urusan hidup kita sudah ada di ponsel. Pendidikan Islam dapat mengambil peran strategis sebagai imunisasi generasi muda dari hoaks, fitnah dan namimah,” kata Rudiantara saat membuka sidang Annual International Conference On Islamic Stuides (AICIS) 2019 di Jakarta, Selasa (1/10).
Rudiantara mengatakan, populasi umat Islam yang besar di Indonesia sangat berpotensi untuk mengambil peran sebagai penangkal hoaks. Saat ini zaman telah berubah dan semua urusan hidup sudah ada di gawai.
“Di tengah perubahan zaman yang cepat, maka pendidikan Islam dipaksa masuk ke dalam paradigma baru. Pengajaran saat ini tentu saja tidak bisa textbook lagi, harus didorong kreatif dan selalu bertanya mengapa harus begini dan mengapa tidak begitu,” katanya.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Ia mengatakan, zaman yang bergerak cepat ini sejatinya dapat menjadi peluang bagi Bangsa Indonesia. Indonesia adalah negara besar yang bisnis digitalnya akan melonjak diperkirakan mencapai 130 miliar dolar AS di tahun 2020.
“Karena jumlah lembaga pendidikan Islam yang besar, itu sangat potensial untuk mengambil peran,” katanya.
AICIS adalah forum kajian keislaman yang diinisiasi Kementerian Agama (Kemenag) sejak 19 tahun lalu. Pertemuan para pemikir Islam sejagat ini menjadi tempat berkumpulnya para pemangku kepentingan studi Islam yang diharapkan menjadi barometer perkembangan kajian Islam dunia.
Pada gelaran AICIS ke-19 ini, sekitar 1.700 sarjana Muslim berkumpul di Indonesia.
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
Keynote speaker dalam konferensi ini, selain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, ada Peter Mandeville (George Mason University, Virginia USA), Garry R. Bunt (University of Wales), dan Abdul Majid Hakemollahi (ICAS London).
Tema-tema yang dibahas antara lain Religion and Philosophy in the Post-truth Age, Response to the Era of Disruption, Making and Consuming Islam Online: The Reconfiguration of a Discursive Tradition?, dan Islam in the Digital Age Islamic Philoshopy for Millennials. (L/R06/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga