RUMAH ATAS TANAH VS RUMAH BAWAH TANAH

Pk-Agus-232x300-232x300
Agus Sudarmaji, Psi. MSc..(Foto: MINA)

Oleh: Agus Sudarmaji, Psi. MSc., Psikolog dan Motivator, Ketua Umum Aqsa Working Group (AWG)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam buat semua. Pagi ini kita masih diberi kesempatan melanjutkan hidup. Ahad pagi ini ada yang punya rencana ke suatu tempat, ada juga yang tak punya rencana. Satu hal yang pasti bagi setiap orang: kita berjalan menuju hari paling penting “D day” yakni perpisahan kita dengan hidup. Juga perpisahan dengan smua yang kita sayangi. “D day” itu sering terlupakan dengan urusan-urusan dunia yang memang melalaikan, padahal tidak penting, remeh temeh, namun menghabiskan usia. Sadar atau tidak kita banyak buang umur untuk hal-hal tidak penting dan tidak ada kaitan dengan “D day”.

Kata ulama, setiap kita sejatinya punya dua , satu yang di atas tanah, satu lagi di tanah. Umumnya yang paling banyak diurusi (diperbesar, diperindah, dihias ini itu), habiskan biaya besar dan bahkan dibanggakan ialah Rumah Atas Tanah (RAT). Seolah investasi tak habis masa, selamanya. Padahal sekejap aja dipakai, paling sampai umur 70 tahunan.

Sedangkan Rumah Bawah Tanah (RBT) yang dipakai lebih dari 70 tahun, 700 tahun, 7.000 tahun, bisa lebih lama lagi, TERLUPAKAN. Bahkan ada juga orang yang tidak tahu bahwa seharusnya dia siapkan rumah bawah tanah itu lebih SERIUS, karena di bawah sana kata ulama kita justru LEBIH SERIUS memerlukan rumah itu. Karena di bawah sana huru hara lebih dahsyat, bukan sekedar gempa, lahar volcano, tsunami seperti yang terjadi di atas tanah.

Yuk, kita siapkan diri untuk “D day” itu seperti yang sudah-sudah kita SERIUS siapkan diri dan segala hal untuk hari ujian pendadaran, hari wisuda, hari pernikahan, hari kelahiran anak, hari dioperasi dokter bedah, dan sebagainya. Karena “D day” itu pasti datang, meski tidak ada yg tahu kapan. Kita hanya perlu brsiap diri, dan yang lalai, atau cenderung sombong pasti tidak sempat bersiap diri.

“D day” itu sangat dekat, bahkan paling dekat, lebih dekat dan lebih pasti dari angan kita untuk memetik panen, melihat anak atau cucu lahir, atau sekedar menanti turunnya rizqi buat renovasi dapur yang sudah bocor-bocor.

Membangun RBT tak perlu menunggu dana siap apalagi utang bank ribawi. Cukup dengan 5 S: Senyum (ini sedekah tanpa keluar dana, bikin RBT makin bercahaya), Salam (ini perilaku para Nabi, bikin RBT makin indah), Sholat (ini amal paling awal diaudit kelak, bikin RBT makin kokoh), Sedekah (sesuai kemampuan, ini bikin RBT sekelas istana), Selalu eling (baca: Dzikir, ini bikin RBT dilengkapi berbagai fasilitas termewah, tercanggih, termasuk 70 bidadari yang cantik-cantik dan selalu perawan juga halal diperisteri).

Batas pemakaian RAT dan RBT adalah “D day”. Begitu tiba “D day” otomatis yang dipakai ya RBT. Gimana kalo orang seumur-umur tidak tahu, tidak peduli tentang “D day”, tidak bangun RBT sendiri. Kata ulama jangan risau (kata truck gandeng “aja watir”) karena sudah disiapkan RBT yang gratis, pasti dapat, satu orang satu RBT sendiri, gak bakal tertukar karena sudah ada nama yang bersangkutan. RBT yang ini adalah Rumah Bencana Terburuk (na’udzu billah min dzalik).

Yuk, selalu waspada akan datangnya “D day”, meski tidak ada yang tahu kapan dan di mana (QS. Luqman 31:34) yang artinya “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Karena “D day” itu adalah “Die day (Hari Kematian)”.

Maaf saudara dan saudariku seiman, saya tidak bermaksud untuk membuat sedih Anda di hari Ahad ini. Pesan ini tidak bermaksud memurungkan hari Ahad ini. Tetap keluar rumah untuk pesiar, berlibur, bersilaturahim atau beribadah. Semua rencana terus dijalankan dengan diberi tambahan nilai agar tetap bernilai ibadah, sekurangnya dengan 5 S.

Selamat berakhir pekan, smoga Allah berkahi kalian beserta keluarga, amiin ya rabbal ‘alamiin.

Ahad, 6 Muharram 1437/19 Oktober 2015
Agus Sudarmaji dan AWG Team
“Jangan Lupakan Al-Aqsha, Palestina”

(R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: bahron

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0