Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rumah Produktif Indonesia Gelar Diskusi Buku Obituari Ismail Haniyah

Rana Setiawan Editor : Ali Farkhan Tsani - Selasa, 10 September 2024 - 04:21 WIB

Selasa, 10 September 2024 - 04:21 WIB

37 Views

Ismail Haniya, tokoh sekaligus menjadi simbol perjuangan rakyat Palestina (Foto: dok MINA)

Makassar, MINA – Acara bertajuk “Takziyah 40 Hari, Peluncuran dan Diskusi Buku Obituari Ismail Haniyah, Pejuang Kemerdekaan Palestina di Mata Warga Indonesia” digelar dalam rangka memperingati 40 hari wafatnya Ismail Haniyah, sosok yang dikenal luas sebagai salah satu pemimpin utama dalam perjuangan kemerdekaan Palestina.

Acara yang diselenggarakan Perkumpulan Rumah Produktif Indonesia (RPI) didukung oleh Penerbit Universitas Muhammadiyah Barru (Unmuh Barru), Center for Digital and Global Studies (CERDIGS), Alquds Volunteer Indonesia (AVI) Sulsel dan Pemuda Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sulsel, berlangsung secara daring pada Senin (9/9) malam.

Acara ini bukan hanya sekedar takziyah, tetapi juga menjadi momentum peluncuran buku Obituari Ismail Haniyah yang disusun oleh warga Indonesia dari berbagai latar belakang keilmuan dan profesi.

Buku ini merangkum perjalanan hidup dan kontribusi besar Haniyah dalam memimpin perjuangan rakyat Palestina, serta menunjukkan dukungan dan solidaritas internasional, khususnya dari Indonesia, terhadap kemerdekaan Palestina,” ungkap Ismail Suardi Wekke, Lead Editor dan The Academia of Papua.

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Rangkaian acara akan dimulai dengan sambutan dari Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A., Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional bersama Ketua Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP), Dr. Ahed Abo Al-Atta, dilanjutkan dengan peluncuran resmi buku Obituari Ismail Haniyah.

Diskusi mendalam dalam acara tersebut membahas bagaimana warisan perjuangan Haniyah telah menginspirasi berbagai gerakan di seluruh dunia, serta hubungan erat yang telah terjalin antara Palestina dan Indonesia selama ini.

Buku ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman pembaca tentang perjuangan Palestina dan mengokohkan solidaritas publik dalam mendukung upaya kemerdekaan Palestina, baik secara moral maupun material,” jelas Yanuardi Syukur, Co-Editor dan juga Presiden Rumah Produktif Indonesia.

Tak hanya mengenang Ismail Haniyah sebagai seorang pejuang, acara ini juga akan menjadi forum untuk menggali lebih jauh peran Indonesia dalam mendukung Palestina, termasuk melihat bagaimana prospek hubungan kedua negara pasca wafatnya Haniyah.

Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda

Dalam acara ini, salah satu narasumber Rana Setiawan, seorang jurnalis dari Kantor Berita MINA dan perwakilan penulis dalam buku obituari tersebut, mengupas berbagai sisi perjuangan Haniyah. Diskusi ini tidak hanya mengenang sosoknya sebagai tokoh perjuangan, tetapi juga menyoroti bagaimana semangatnya terus menyala di hati rakyat Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina.

Menurut Rana, buku obituari ini diharapkan menjadi pengingat tentang betapa pentingnya solidaritas kemanusiaan, perjuangan untuk keadilan, dan pembebasan Al-Aqsa, serta kemerdekaan Palestina, yang masih menjadi cita-cita bersama.

“Haniyah, yang juga dikenal sebagai simbol perlawanan dalam membebaskan Masjid Al-Aqsa dari cengkeraman penjajahan Zionis Israel, telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia, termasuk warga Indonesia,” pungkasnya.

Achmad Zulfikar, Host, Co-Editor dan Direktur CERDIGS mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersatu padu menjalankan amanat konstitusi untuk menghapuskan penjajahan di atas dunia.

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

“Palestina telah mengalami peristiwa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Demikian juga yang terjadi pada Ismail Haniyah, sosok pejuang kemerdekaan Palestina yang wafat pada 31 Juli lalu saat kunjungan ke Iran. Semoga Allah SWT menautkan hati kita sebagai warga Indonesia yang peduli dan rela berbuat untuk mengawal kemerdekaan Palestina sebagaimana UUD NRI 1945 mengamanatkan kepada kita,” ungkapnya.

Rachmat Ardiansyah, Koordinator Alquds Volunteer Indonesia (AVI) Sulsel dan Ketua Pemuda Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Sulsel selaku pendukung acara ini dan juga akan membawakan doa bersama untuk Kemerdekaan Palestina menuturkan bahwa seyogyanya kita atas nama kemanusiaan wajib memperjuangkan Palestina yang dijajah dari berbagai bidang.

“Apapun warna kulit, ras, agama dan status sosialmu, Palestina membutuhkan uluran tanganmu atas nama kemanusiaan. Oleh karena itu kegiatan seperti ini akan menggugah rasa kemanusiaan kita agar terus bersatu padu sebagai satu Indonesia memperjuangkan kemerdekaan Palestina,” tegasnya. []

 

Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia