Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rupiah Melemah Akibat Kebijakan Tarif Presiden Trump

Widi Kusnadi Editor : Ali Farkhan Tsani - 23 detik yang lalu

23 detik yang lalu

0 Views

(Gambar: google)

Jakarta, MINA –  Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami tekanan signifikan, mencapai level terendah sejak krisis finansial 1998.

Pelemahan ini dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, yang menargetkan beberapa negara, termasuk Indonesia.

Pada awal April 2025, Presiden Trump mengumumkan penerapan tarif baru sebesar 32% terhadap impor dari enam negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan AS dan mendorong produksi domestik. Namun, langkah ini memicu respons negatif dari negara-negara yang terkena dampak, termasuk Indonesia, yang melihat kebijakan tersebut sebagai tindakan proteksionis yang dapat merugikan perekonomian mereka.

Baca Juga: Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos ke Piala Dunia U-17

Sejak pengumuman tarif tersebut, rupiah mengalami depresiasi tajam, hampir menembus angka Rp17.000 per dolar AS. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di pasar keuangan domestik dan internasional. Bank Indonesia (BI) merespons dengan mengumumkan rencana intervensi agresif di pasar valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Intervensi ini mencakup operasi di pasar spot, non-deliverable forward, dan pasar obligasi sekunder.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaitkan pelemahan rupiah dengan kebijakan eksekutif Presiden Trump. Ia mencatat bahwa sejak awal 2025, nilai tukar rupiah terus melemah, dengan catatan pada 10 Maret 2025 sebesar Rp16.340 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi akhir 2024 yang berada di level Rp16.162 per dolar AS.

Pemerintah Indonesia menegaskan keinginan untuk menjalin hubungan yang adil dan setara dengan AS. Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia tidak akan mengambil langkah retaliasi, melainkan memilih jalur diplomasi untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Baca Juga: AWG Dukung Fatwa Jihad Bela Gaza, Bersatu Demi Kemerdekaan Palestina

Rencana pengiriman delegasi tingkat tinggi ke AS telah disusun untuk membahas situasi tersebut dan mencari solusi yang saling menguntungkan.

Selain itu, pemerintah berencana meningkatkan impor produk-produk AS seperti kapas, gandum, minyak, dan gas, serta mempertimbangkan pelonggaran hambatan non-tarif dan penurunan pajak atas barang-barang AS sebagai bagian dari proposal negosiasi.

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Indonesia Tempuh Jalur Diplomasi dan Negosiasi Hadapi Kebijakan Tarif Trump

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Ekonomi
Indonesia
Ekonomi
Indonesia